Gubernur BI Beberkan Arah Kebijakannya pada 2023

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pada 2023 ini arah kebijakan bank sentral tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. BI masih melanjutkan kebijakan yang pro kepada stabilitas atau pro-stability dan terus konsisten.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

"Arah kebijakan kami jelas, sangat-sangat jelas. Dalam masa-masa tahun lalu maupun masa sekarang, tahun ini instrumen moneter kami adalah pro-stability, konsisten pro-stability," ujar Perry dalam Peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia 2022, Senin, 30 Januari 2023.

Logo Bank Indonesia.

Photo :
  • VivaNews/ Nur Farida
BI Catat Uang Beredar Maret 2024 Rp 8.888 Triliun, Naik 7,2 Persen

Perry mengatakan. untuk instrumen makroprudensial, sistem pembayaran, pasar uang, inklusi ekonomi arah kebijakannya adalah pro-growth.

"Kebijakan moneter diarahkan untuk segera menurunkan inflasi, kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," jelasnya.

Suku Bunga BI Naik, Apindo Ungkap 3 Tantangan Ini Hantui Pengusaha

Perry menuturkan, hingga saat ini, BI telah menaikkan suku bunga 225 basis poin (bps) dalam rangka menurunkan inflasi. BI tercatat sudah menaikkan suku bunga acuannya mulai dari Agustus 2022-Januari 2023 menjadi 5,75 persen.

"Menaikkan suku bunga 225 bps, dan RDG sudah jelas bahwa 225 bps memadai. Itu udah jelas sekali, tidak ada kata-kata yang lebih transparan dari arah kebijakan ini forward guidance-nya jelas," ucapnya.

Perry juga meyakini, nilai tukar rupiah pada 2023 ini akan menguat. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem ekonomi nasional.

"Tentu saja kami akan terus mengoptimalkan pengelolaan lalu lintas devisa. Untuk stabilitas nilai tukar kita, untuk stabilitas eksternal kita, stabilitas ekonomi kita, makroprudensial tetap pro-growth," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya