Lanjutkan Hilirisasi, Jokowi: Dulu Ekspor Nikel Cuma Hasilkan US$1 Miliar, Kini Lampaui US$30 Miliar

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi
Sumber :
  • Tangkapan layar Youtube PSI

VIVA – Pemerintah menegaskan untuk terus melanjutkan kebijakan hilirisasi tambang. Hasil-hasil sumber daya alam seperti nikel akan diolah di dalam negeri menjadi produk akhir.

Setelah nikel, Presiden Jokowi menegaskan kebijakan hilirisasi ini akan berlanjut ke komoditas lainnya seperti bauksit, tembaga, serta timah.

Alasan pemerintah ngotot untuk terus menggenjot hilirisasi itu dapat dilihat dari keberhasilan upaya hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terhadap komoditas nikel sampai saat ini.

"Jadi nikel ini bisa menjadi sebuah contoh. Dari yang dulu waktu kita ekspor mentah (menghasilkan) US$1,1 miliar, tapi di 2022 (saat hilirisasi dilakukan) perkiraan saya sudah di angka US$30-US$33 miliar," kata Jokowi di acara Mandiri Investment Forum 2023 di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.

Aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor bijih nikel.

Aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor bijih nikel.

Photo :
  • ANTARA Foto/Abdul Fatah

"Bayangkan, dari kira-kira Rp 17 triliun (hasil ekspor mentah nikel), kemudian melompat menjadi Rp 450 triliun. Betapa nilai tambah itu sangat besar sekali," ujarnya.

Karenanya, Presiden menegaskan bahwa hilirisasi itu menjadi kunci dari konsistensi kita di dalam industrialisasi. Meski demikian, Dia mengingatkan agar kita jangan sampai terlalu cepat berpuas diri, dengan keberhasilan hilirisasi nikel tersebut. Sebab, ada sejumlah tantangan bagi Indonesia, dalam upaya menggenjot hilirisasi yang rencananya juga akan diterapkan pada sejumlah komoditas seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title