Ekonomi RI 2023 Bakal Makin Moncer, Bos OJK Beberkan Pendorongnya

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

VIVA – Pemulihan perekonomian Indonesia sepanjang 2022 dipastikan akan terus berlanjut di tahun 2023. Seiring peningkatan aktivitas konsumsi dan investasi yang turut menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. 

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menegaskan, hal itu juga turut diperkuat oleh pengumuman pemerintah mengakhiri tanggap darurat pandemi, yang akan menjadi modalitas utama bagi pertumbuhan tahun ini.

"Kami meyakini sebagian besar risiko transmisi pelambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk dampak penurunan harga komoditas, penurunan permintaan ekspor, dan pengetatan likuiditas global, sudah dipahami dan dapat dimitigasi dengan tepat," kata Mahendra dalam telekonfrensi, Senin, 6 Februari 2023.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Ketua OJK, Mahendra Siregar.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Dia menambahkan, akselerasi pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas industri dipastikan juga akan meningkat, khususnya industri padat karya seperti makanan/minuman, TPT, percetakan, serta transportasi. Hal itu menurutnya sebagai dampak dari dimulainya siklus politik lima tahunan menjelang tahun 2024 mendatang. 

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Berdasarkan pengalaman di empat pemilu era pascareformasi sebelumnya, Mahendra memastikan bahwa kondisi keamanan, kepastian hukum, dan iklim berusaha juga akan tetap terjaga dengan baik, meskipun suhu politik meningkat.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Kondisi ini dimungkinkan, karena menurutnya Indonesia telah menjadi negara dengan sistem demokrasi yang semakin dewasa, terutama saat kepentingan nasional menjadi tujuan utama bagi setiap kontestannya.

"Kali ini, Indonesia akan makin mengokohkan dirinya menjadi Negara Demokrasi Presidensial Terbesar di dunia. 'Indonesia seng ada lawan'," ujar Mahendra.

Karenanya, Mahendra pun mengajak semua masyarakat Indonesia untuk tidak ragu-ragu terhadap penguatan perekonomian, stabilitas keuangan, serta perbaikan iklim dan kesempatan investasi di Indonesia.

"Baik investasi langsung maupun investasi portofolio dalam dan luar negeri terus meningkat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya