BPS Kasih Bukti Konsumsi Masyarakat Sudah Naik

Ilustrasi pelanggan Superindo sedang berbelanja,
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, konsumsi rumah tangga pada tahun 2021 sebesar 4,93 persen atau meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu dorong oleh konsumsi masyarakat terhadap transportasi hingga hotel.

Asia Business Council, Menko Airlangga Yakinkan Komitmen Indonesia Mempercepat Pembangunan Ekonomi

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan konsumsi itu tercatat dua kali lipat lebih besar bila dibandingkan tahun 2021 yang hanya sebesar 2,02 persen.

"Kalau dilihat dari beberapa penyebabnya di antaranya pulihnya mobilitas itu mendorong aktivitas dunia usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat," ujar Margo dalam konferensi pers Senin, 6 Februari 2023.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Selain itu kata Margo, peningkatan konsumsi juga terlihat dari kenaikan setoran Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi yang tumbuh 18,36 persen.

Ilustrasi pelanggan belanja.

Photo :
  • Pixabay/ Preis_King
Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

"Memberikan indikasi atau indikator meningkatnya konsumsi rumah tangga di tahun 2022, yaitu membaiknya pendapatan masyarakat itu mendorong penguatan seluruh kelompok konsumsi. Utamanya kelompok konsumsi transportasi, dan komunikasi, serta restoran dan hotel," jelasnya.

Adapun BPS mencatat, sepanjang 2022 ekonomi RI tumbuh sebesar 5,31 persen secara year on year (yoy), atau merupakan yang tertinggi sejak 2013. "Pertumbuhan tertinggi sejak 2013 kalau saya lihat datanya. Jadi pertumbuhan 2022 sebesar 5,31 persen ini tertinggi sejak 2013 yang saat itu tumbuhnya 5,56 persen," jelasnya.

Gedung BPS / Badan Pusat Statistik

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Margo mengatakan, jika dibandingkan dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB), secara nominal tahun 2022 lebih tinggi dari 2019 yang sebesar Rp 15.830 triliun. Dan pada 2022 PDB mencapai Rp 19.588,4 triliun.

"Sehingga secara nominal PDB sudah lebih tinggi dari sebelum pandemi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya