Ekonomi RI 2022 Tumbuh 5,31 Persen, Sri Mulyani Optimistis Tahun Ini Tetap Kuat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 sebesar 5,31 persen secara year on year (yoy). Merespons itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi 2023 tetap kuat, meskipun prospek ekonomi global diramal melambat.

Kemenangan Prabowo-Gibran Diharap Jadi Peluang Kembangkan Ekonomi Berbasis Laut

Ia mengatakan, ekonomi RI yang tumbuh sebesar 5,31 persen menunjukkan pertumbuhan yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Karena tingkat pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan tahun 2021 yang tercatat sebesar 3,7 persen.

“Alhamdulillah meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik,” kata Sri dalam keterangannya Selasa, 7 Februari 2023.

Di Amerika Serikat, Sri Mulyani Bertemu CEO MCC Bahas Transportasi Publik di RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Sri menuturkan, dalam hal ini kebijakan penanganan pandemi COVID-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi. Hal itu karena adanya akselerasi program vaksinasi dan pendekatan yang tepat dalam penerapan pembatasan sosial masyarakat.

Apindo Sebut Keputusan MK Beri Kepastian Investasi dan Ekonomi

Dengan demikian, pada 2023 ini Sri optimistis bahwa perekonomian nasional akan tetap kuat. "Pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 masih akan tetap kuat. Meskipun dihadapkan pada prospek melambatnya perekonomian global," ujarnya.

Menurutnya, laju pemulihan yang sangat kuat di tahun 2022 menjadi pijakan yang kokoh bagi perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan jangka pendek. Sekaligus untuk melanjutkan agenda pembangunan jangka menengah-panjang.

"Indikator perekonomian terkini juga terus menunjukkan tren ekspansif, termasuk indeks PMI manufaktur Indonesia yang pada bulan Januari 2023 meningkat cukup signifikan," jelasnya.

Namun demikian jelas dia, Pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini. Sebab risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak.

Adapun pada World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 sebesar 3,4 persen dan 2,9 persen atau lebih tinggi dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022.

"Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di tahun 2023," ujarnya.

Sri mengatakan, dengan itu maka keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi akan terus dijaga. Hal itu guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional.

“Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat 'The Bright Spot' di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimis, namun juga waspada,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya