Pembayaran Pay Later Makin Populer, Atome Pede Genjot Kinerja Bisnis 2023

Aplikasi BNPL Atome.
Sumber :
  • Dokumentasi Atome.

VIVA Bisnis – Pasar sistem pembayaran pay later terus berkembang di dunia saat ini. Perusahaan penyedia layanan itu pun di Indonesia terus menggenjot bisnisnya.

MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024, Begini Respons Pelaku Pasar Keuangan

Data riset yang dilakukan oleh GreyViews pada awal Februari lalu menyatakan pasar pay later di Jerman bernilai US$13,8 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai USD 272,6 miliar pada tahun 2030, dengan CAGR sebesar 45,2 persen dari tahun 2023 hingga 2030.

Sementara, hasil riset dari Fortune Business Insights juga menyebutkan bahwa pasar Amerika Utara menjadi region yang mendapatkan pendapatan terbesar di pasar global karena meningkatnya penetrasi pengguna pay later dari berbagai sektor.

Rupiah Menguat Pagi Ini Hasil Rilis Neraca Dagang RI Bisa Tahan Pelemahan

Hal tersebut lah yang mendasari Layanan pay later Atome bersiap memulai perluasan bisnisnya. Hingga, menjangkau lebih banyak lagi target pasar dan meningkatkan angka penetrasi pengguna pay later di Indonesia.

Langkah ini diawali dengan penunjukkan Rizki Fadhilla Anwar sebagai General Manager Atome Indonesia, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Bidang Strategi di Atome sejak Februari 2020. Rizki akan menggantikan Winardi Wijaya.Pergantian ini akan berlaku secara efektif di Februari 2023.

10 Negara yang Mengekspor Tembakau Terbanyak di Dunia, Indonesia Segini

“Saya berharap bersama dengan seluruh tim, kami dapat terus menghadirkan inovasi finansial yang mumpuni bagi masyarakat Indonesia serta menjangkau mereka melalui edukasi dan promosi menarik ke depannya,” ungkap Rizki.

Paylater.

Photo :
  • Tokopedia

Sejak bergabung dengan Atome, Rizki mengaku melihat peluang besar bagi Atome untuk bisa berkembang pesat di Indonesia, sama seperti pasar pay later di Eropa dan Amerika.

“Banyak dari masyarakat saat ini masih memiliki sudut pandang berbeda terkait kinerja pay later. Inilah yang membuat kami tidak pernah berhenti untuk terus memberikan edukasi sebanyak mungkin dan membantu mereka memahami lebih jauh mengenai peran pay later sesungguhnya,” tegasnya.

Rizki mengatakan, di tahun 2022 perusahaan telah mencetak peningkatan transaksi hingga hingga 360 kali, dengan penghasilan gross merchandise value (GMV) yang tercatat sebanyak 420 kali lebih banyak dibandingkan akhir tahun 2020. Angka ini didapat dari total pembiayaan yang telah diberikan Atome kepada penggunanya yang mayoritas (70 persen) berasal dari daerah Jawa dan Bali.

Besarnya ekosistem juga menunjukkan pertumbuhan penetrasi pengguna Atome di tahun 2022, yang meningkat hingga 9,600 persen dengan capaian lebih dari 5 juta pengunduh aplikasi. Angka ini akan terus ditingkatkan, melihat mobilitas dan gaya hidup masyarakat sudah kembali berjalan normal jika dibandingkan dengan tahun lalu.

“Di 2023 ini, kami telah memiliki beberapa rencana dalam memperkenalkan inovasi finansial terbaru Atome guna menjawab ragam kebutuhan masyarakat untuk layanan finansial di Indonesia,” tutup Rizki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya