Jokowi Minta Bahlil Dorong Investasi di Bukit Asam, Ini yang Disoroti

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengaku diperintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera melakukan percepatan pengembangan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dymethil Ether (DME). Sebab, DME disebut bisa menjadi pengganti gas elpiji.

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Hal itu disampaikan Bahlil usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 7 Maret 2023. Menurut dia, selama ini Indonesia masih melakukan impor elpiji sebesar 6 sampai 7 juta ton per tahun.

“Bapak Presiden memerintahkan kami untuk melakukan percepatan, ini adalah bagian dari mengoptimalkan batu bara low calori untuk pergantian DME kita. Karena kita tahu, kita masih impor sekitar 6 - 7 juta ton per tahun dan perlahan kita akan kurangi impor dari subtitusi DME,” kata Bahlil.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Presiden Jokowi sampaikan kata pengantar di Rapat Kabinet Paripurna

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden

Selanjutnya, Bahlil mengungkap masalah lamanya proyek pengganti gas LPG ini hingga mandek oleh Bukit Asam di Sumatera Selatan karena regulasi. Di mana, kata dia, pembentukan Peraturan Presiden (Perpres) yang menugaskan PT Bukit Asam untuk proyek ini agak lama.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

“Salah satu yang dibahas adalah PTBA yang ada di Sumsel dan prosesnya masih di Perpres yang sebentar lagi akan selesai,” ungkapnya.

Selain itu, Bahlil menyebut masih ada perhitungan tentang harga karbon yang harus dilakukan. Namun demikian, ia menjamin tak akan lama lagi Peraturan Presiden tentang penugasan gasifikasi batu bara ini selesai sehingga proyek DME Bukit Asam juga bisa dilanjutkan pengerjaannya.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

“Ini masih ada perhitungan tentang karbon aja yang belum clear. Jadi sebentar lagi akan selesai,” ucapnya.

Sementara, Bahlil menanggapi santai soal proyek DME ini kurang menguntungkan bagi Bukit Asam. Menurut dia, dalam bisnis tentu untung rugi menjadi hal yang wajar. Namun, semua masih dalam hitungan.

“Dalam bisnis ada untung rugi lah. Memang bisnis itu hitungannya untung rugi, dan tidak mungkin hitung yang lain. Tapi semua dalam koridor. Nanti saya akan sampaikan hasilnya,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya