Menerawang Prospek Bisnis dan Investasi di Industri Startup Tahun Ini

Ilustrasi startup.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Bisnis – Tech winter yang terjadi saat ini dinilai bisa menjadi kesempatan bagus bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan rintisan atau startup. Sebab, koreksi pasar industri tersebut diprediksi akan berakhir di akhir tahun 2023, apalagi valuasinya menjadi relatif murah saat ini

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi mengungkapkan, tekanan berat terhadap perusahaan teknologi dan rintisan, yang terjadi dalam dua terakhir, tidak selalu mencerminkan prospek usahanya. Bagaimana pun ekonomi digital itu riil dan menjadi sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Dia menjelaskan, kondisi ekonomi Indonesia yang kuat menjadi sentimen positif bagi perkembangan industri startup. Dalam hal ini, seleksi alam yang tengah berlangsung justru akan menghasilkan pelaku usaha rintisan yang unggulan. Situasi ini sangat bagus untuk investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan startup.

Kemnaker Berkomitmen Terus Tingkatkan Kinerja Layanan Publik Balai Besar K3 Jakarta

Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup

Photo :
  • Freepik

"Cukup tinggi (potensi startup). Tahun lalu memang suram dan terjadi perlambatan. Tapi startup di negeri ini relatif kuat karena tertopang kondisi ekonomi makro yang kondusif,” kata heru dikutip dari keterangannya, Sabtu, 11 Maret 2023.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

“Konflik Ukraina-Rusia masih menjadi faktor pemberat karena berdampak signifikan ke perekonomian global, tapi industri ini akan tetap bertumbuh karena digitalisasi sudah menjadi keniscayaan zaman," tambahnya.

Menurut Heru, usai kebijakan suku bunga tinggi, investasi di startup memang mengalami penurunan yang sangat dalam. Tekanan yang berat berada pada startup di sektor transportasi, belanja, hingga pengantaran makanan. Sementara startup di sektor metaverse hingga artificial intelegen dinilai masih kompetitif.

"Jadi kalau kita lihat secara umum dari beberapa persoalan yang ada tersebut, tantangan-tantangan yang ada, kita bisa melihat bahwa startup ini memang diharapkan tumbuh tapi tantangannnya memang tidak mudah," katanya. 

Dengan konteks seperti ini, upaya MUFG dan Bank Danamon memfasilitasi pertemuan startup dengan calon investor, akhir Februari lalu, mendapatkan disebut momentumnya. MUFG dan Danamon pun berperan aktif membantu pertumbuhan startup melalui proyek Garuda Fund.

Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup.

Photo :
  • Freepik

Garuda Fund adalah proyek bersama MUFG dan Bank Danamon yang didedikasikan untuk membantu pertumbuhan usaha rintisan di Indonesia sekaligus mendukung investasi strategis di industri startup.

“Sebagai investor jangka panjang di Indonesia, MUFG menyediakan ekosistem yang memungkinkan Danamon menjalin kolaborasi antara investor strategis dan startup dengan skala bisnis dan kapabilitas digital,” ujar Yasushi Itagaki, Direktur Utama Bank Danamon Indonesia.

“Melalui Investment Matching Fair kami berharap dapat bertemu dengan perusahaan-perusahaan menjanjikan yang dapat bekerja sama dengan Danamon di masa mendatang. Kami bertekad mewujudkan komitmen ini,” ujar Honggo Widjojo Kangmasto, Wakil Direktur Utama Bank Danamon Indonesia.

Sementara itu terkait srategi IPO, menurut Heru, menarik dicermati tetapi dengan sejumlah catatan. Antara lain terkait valuasi dan bisnis model. Investor saat ini lebih kritis dan lebih cermat dalam menghitung valuasi yang wajar dari sebuah startup.

Soal bisnis model, investor sudah tidak tertarik dengan strategi bakar uang untuk mengejar pertumbuhan. Investor kini lebih peduli dengan startup yang memiliki pendapatan yang jelas dan biaya operasional yang masuk akal.

"Ini juga perlu menjadi perhatian agar penjualan saham lebih rasional dan harganya wajar. Ini terkait tingkat kepercayaan investor yang semakin cermat dalam memvaluasi perusahaan rintisan," kata Heru. 

Meski demikian, bagi startup yang belum bisa melakukan self-financing, ada peluang mendapatkan pendanaan melalui pembiayaan dari perbankan. Misalnya melalui Garuda Fund, perusahaan pendanaan untuk startup nasional hasil joint venture antara Bank Danamon dan MUFG.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya