Diumumkan Siang Ini, Ekonom Perkirakan Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan

ilustrasi suku bunga
Sumber :
  • Adri Prastowo

VIVA Bisnis – Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) terkait kebijakan suku bunga acuannya pada hari ini, Kamis, 16 Maret 2023. Pada rapat sebelumnya, BI menahan suku bunga acuannya di level 5,75 persen.

Gubernur BI Sebut Rupiah Menguat Menuju Rp 15.800 per Dolar AS, Ini Faktor Pendukungnya

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky memperkirakan pada RDG kali ini BI akan kembali menahan suku bunga acuannya. Sebab faktor-faktor perekonomian masih menunjukkan perbaikan. 

"Kami melihat bahwa BI harus mempertahankan suku bunga kebijakan pada 5,75 persen bulan ini untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sambil melanjutkan langkah-langkah makroprudensial," ujar Riefky dalam laporan yang diterima VIVA, Kamis, 16 Maret 2023.

Inflasi RI April Capai 3 Persen, BI: Masih Terjaga Sesuai Target 2024

Gedung Bank Indonesia

Photo :
  • Dok. VIVA.co.id

Riefky menilai, kondisi terkini menunjukkan perekonomian Indonesia semakin membaik dengan angka inflasi yang meningkat, namun relatif terkendali. Pada sisi eksternal, jelas Riefky, arus modal keluar dan rupiah telah kembali stabil setelah serangkaian depresiasi. Sebab dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, kinerja rupiah masih lebih baik.

Bank Indonesia Libatkan 5.027 Pelajar di Denpasar Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari Legong

"Selain itu, dengan kecenderungan cadangan yang meningkat, Indonesia mungkin memiliki ruang yang cukup untuk meredam guncangan eksternal," jelasnya. 

Untuk perbedaan imbal hasil antara obligasi Pemerintah Indonesia dan obligasi Pemerintah AS, Riefky memandang hal tersebut cukup untuk dibiarkan seperti saat ini. 

"Itu menyusul kasus SVB baru-baru ini yang dapat mendorong the Fed untuk lebih lunak dalam menetapkan tingkat suku bunga," ujarnya. 

Senada dengan Riefky, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan BI juga akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen.

"Mempertimbangkan ekspektasi inflasi terutama inflasi inti yang terjangkar sementara inflasi umum cenderung melandai mempertimbangkan dampak penyesuaian harga BBM yang akan menghilang sedemikian sehingga inflasi inti akan tetap kurang dari 4 persen," kata Josua. 

Selain itu, kata Josua, BI harus mempertahankan suku bunga acuannya karena nilai tukar rupiah juga cenderung stabil di kisaran Rp 15.300-Rp 15.400 dengan kondisi volatilitas yang tetap rendah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya