Menteri ESDM Minta Kolaborasi BUMN dan Swasta Percepat Capaian Penurunan Emisi Karbon

Staf Khusus Menteri ESDM, Ego Syahrial.
Sumber :
  • VIVA/Sherly (Tangerang)

VIVA Bisnis – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Staf Khusus Kementerian ESDM, Ego Syahrial meminta, seluruh perusahaan BUMN dan swasta di berbagai sektor untuk berkolaborasi guna mempercepat capaian zero emission atau nol emisi karbon.

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

Hal ini merupakan program yang dilakukan seluruh negara termasuk Indonesia, untuk menekan efek gas rumah kaca yang saat ini menjadi permasalahan global.

"Kita bersama seluruh negara terus memprogramkan penurunan emisi karbon. Di Indonesia targetnya itu 2060 zero emission, tapi kita ingin mempercepatnya, maka dari itu kami minta adanya kolaborasi yang dilakukan antara perusahaan BUMN dan swasta," katanya di Tangerang.

Terpopuler: Prediksi Putusan MK atas Sengketa Pilpres, Iran Samakan Drone Israel dengan Mainan

Ilustrasi emisi karbon.

Photo :
  • Pixabay

Lanjut dia, saat ini pemerintah tengah menggalakkan penggunaan surya panel, kemudian kendaraan listrik, hingga renewable energy certificate (REC) atau listrik hijau.

Pindah ke IKN, Erick Tawarkan 13 Aset BUMN di Monas ke Pengusaha Hong Kong 

"Program sudah ada, tinggal kita arahkan para coorporate dulu untuk segera mengganti penggunaan daya atau energinya," ujarnya.

Sementata, EVP Penjualan dan Pelayanan Enterprise PT PLN, Abdul Farid mengatakan,EBT terus digandrungi masyarakat yang mana turut menunjukkan keseriusan dalam mewujudkan zero emission.

"Tahun 2023 ini tepatnya di bulan Februari, PLN telah terbitkan hampir 500 unit REC ke 316 pelanggan coorporate (perusahaan) dalam mendukung kebutuhan bisnis global saat ini. Dan angka itu meningkat 6 kali lipat dari tahun 2021, dan ini kabar gembira. Di mana, adanya antusias pengguna,".

Dia melanjutkan, penerbitan listrik hijau dalam hal ini REC ini didominasi oleh sektor industri yang mana diharapkan, diikuti juga oleh sektor pengembang.

"Memang dalam hal ini, sektor industri lebih besar, karena kan memang kebutuhan energi juga cukup besar. Lalu, sektor properti salah satunya Sinar Mas Land ini. Namun memang, tujuan kita bukan di revenue, karena kan nilai per satu unitnya ini kecil Rp 35 ribu saja, tapi tujuannya di zero emission ini yang ditargetkan tercapai tahun 2060 atau secepatnya," ujarnya.

Di lain hal, perusahaan plat merah pun turut mendukung pemerintah guna mempercepat zero emission. Seperti Garuda Indonesia, di mana pihaknya akan mengonversikan emisi karbon yang dihasilkan dari industri penerbangan.

"Bekerja sama dengan Jejakin, kami kembangkan platform digital yang memudahkan pengguna jasa untuk menghitung jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari setiap aktivitas perjalanan penerbangan, untuk kemudian dikonversikan menjadi berapa banyak pohon yang dibutuhkan dalam menyeimbangkan emisi karbon," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.

Nantinya, konservasi mangrove tidak hanya bermanfaat terhadap pelestarian lingkungan, akan tetapi juga dapat mengoptimalkan potensi wisata daerah sekitar.

"Pengembangan konsep ini juga dapat memberikan kontribusi positif terhadap aktivitas ekonomi warga, mengingat tanaman mangrove memiliki nilai lebih secara ekonomi karena dapat menghasilkan produk-produk olahan mangrove," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya