RI Bakal Kuasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital di ASEAN

Ilustrasi peluang dan strategi bisnis di era ekonomi digital.
Sumber :
  • www.pixabay.com/fancycrave1

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi digital dapat menjadi salah satu 'buffer' atau penyangga perekonomian nasional. Bahkan, studi Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan, ekonomi digital Indonesia yang mencapai US$77 miliar pada tahun 2022, masih bisa tumbuh hingga mencapai US$130 miliar pada tahun 2025 mendatang.

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.192 Per Dolar AS, Investor Cermati Dinamika Konflik Timur Tengah

"Ke depan, ekonomi digital diharapkan bisa mencapai 20 persen dari PDB dan Indonesia di Asean menguasai 40 persen pasar digital," kata Airlangga di acara 'Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023', Senin, 8 Mei 2023.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Dia menegaskan bahwa cita-cita ke arah tersebut bukanlah merupakan isapan jempol belaka, karena sejumlah hal membanggakan telah dimiliki oleh sektor ekonomi digital nasional saat ini. "Kita memiliki satu decacorn dan 11 Unicorn, dan kita mempunyai lebih dari 2.000 startup," ujarnya.

Hasil studi Temasek, Bain & Company (2022) perihal ekonomi digital Indonesia yang bisa tumbuh hingga mencapai US$130 miliar pada tahun 2025 mendatang itu, merupakan kesempatan yang sangat berharga yang harus dimanfaatkan oleh perekonomian Indonesia.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Apalagi, dalam 10-13 tahun ke depan, Indonesia akan menghadapi momentum yang sangat penting yakni momentum bonus demografi, yang diperkirakan hanya akan berlangsung sampai tahun 2038 mendatang.

Artinya, lanjut Airlangga, jika Indonesia mau lepas dari jebakan sebagai negara kelas menengah yang pendapatan hari ini hanya sekitar US$4.000, atau secara ekonomi Rp 1,5 triliun, maka ekonominya harus dinaikkan minimal tiga kali lipat atau mencapai US$12.000 di tahun 2035.

"Sehingga ekonomi kita secara nasional naik dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 4-4,5 triliun, dan menjadi negara ketujuh dalam ekonomi dunia," kata Airlangga.

"Karena itu, domestic market pun menjadi penting dan digitalisasi menjadi salah satu tulang punggung, bukan hanya 'buffer' atau penyangga saja tetapi juga sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi kita untuk mencapai itu tidak bisa kurang dari 6 persen," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya