Bank Dunia Puji Indonesia Berhasil Turunkan Kemiskinan Ekstrem Jadi 1,5 Persen

Ilustrasi kemiskinan.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA Bisnis – Bank Dunia atau World Bank menilai, Indonesia berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi 1,5 persen pada tahun 2022. Pada tahun 2002 angka kemiskinan ekstrem RI tercatat sebesar 19 persen. 

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Bank Dunia dalam laporannya Indonesia Poverty Assessment: Pathways Towards Economic Security mengatakan, untuk kemiskinan ekstrem tersebut diukur melalui paritas daya beli (purchasing power parity/PPP) yang didefinisikan sebagai hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 1,90 atau Rp28 ribu per hari.

"Kemiskinan ekstrem yang diukur berdasarkan PPP pada tahun 2011 sebesar US$ 1,9, turun dari 19 persen pada 2002 menjadi 1,5 persen pada 2022," kata Bank Dunia Selasa, 9 Mei 2023. 

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

Ilustrasi Bank Dunia.

Photo :
  • ANTARA/HO-Bank Dunia/am

Bank Dunia mengatakan, Indonesia telah berhasil mengentaskan kemiskinan di  daerah-daerah yang sebelumnya tertinggal mulai mengejar ketertinggalannya. Hal iti sejalan dengan target Pemerintah untuk menurunkan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.

Gibran Bereskan Pekerjaan Wali Kota usai Putusan MK, Siapkan Investasi Kecerdasan Buatan

Menurutnya, kemiskinan ekstrem itu bisa dicapai karena pertumbuhan ekonomi dan perlindungan sosial yang terjaga. 

"Indonesia kini dapat memfokuskan berbagai upayanya untuk meningkatkan taraf hidup lebih banyak penduduknya, termasuk rumah tangga yang rentan dengan menciptakan peluang yang lebih baik dan melindungi rakyat Indonesia dari keberadaan dan masuk dalam kemiskinan," jelas dia. 

Bank Dunia mengatakan, penerapan kebijakan fiskal dinilai telah berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan dan ketidaksetaraan sebesar sekitar tiga poin. "Akan tetapi, investasi yang berpihak kepada rakyat miskin masih terbatas, karena penerimaan negara yang rendah diiringi subsidi yang berbiaya tinggi," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia untuk perlu meningkatkan perlindungan sosialnya, termasuk di dalamnya bantuan sosial dan asuransi, serta inklusi finansial seraya melakukan investasi berketahanan pada infrastruktur untuk memitigasi dampak guncangan di masa mendatang. 

"Indonesia memiliki banyak pilihan bagus dalam sistem yang digunakannya saat ini untuk meningkatkan pendanaan bagi investasi yang lebih berpihak kepada rakyat miskin," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya