Hati-hati Jebakan Utang Konsumtif, Simak Tips Cegah Bahayanya

Ilustrasi pembiayaan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Bisnis  – Sebagian masyarakat hari ini kerap terjebak dalam jebakan kecanduan utang konsumtif. Apalagi, di era digital saat ini produk konsumsi bisa didapatkan dengan mudah melalui internet, dan akses kredit konsumtif juga semakin terbuka lebar.

Rukun Raharja Cetak Laba Bersih US$8 Juta di Kuartal I-2024

Hal itu misalnya didorong oleh keinginan-keinginan tersier seperti membeli tiket konser yang sangat mahal, gadget versi terbaru, ‘healing’ liburan ke luar kota, dan keinginan gaya hidup lainnya seakan semakin mudah didapat.

Selain itu, dengan adanya penambahan fitur paylater di berbagai platform belanja online yang semakin marak, tidak sedikit orang terjebak dengan dua aktivitas yang berpotensi membahayakan keuangan. Pertama yakni membeli barang yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan, atau hanya untuk memenuhi keinginan sementara.

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Tips Mengatur Keuangan

Photo :
  • U-Report

"Dan yang kedua, menggunakan fitur paylater untuk bisa membeli barang tersebut," kata Direktur PT Insight Investments Management (Insight), Ria M. Warganda, dalam keterangannya, Rabu, 17 Mei 2023.

5 Dampak Negatif Gegara Kecanduan Game Online, Bisa Ganggu Fisik dan Mental

Dia menegaskan, masyarakat benar-benar harus waspada dengan adanya model jebakan utang konsumtif ini. Sebab, utang konsumtif merujuk pada utang yang uangnya digunakan untuk membeli barang atau jasa yang tidak produktif, atau memiliki keuntungan ke depannya.

Berbeda dengan utang produktif, utang konsumtif ini tidak memiliki nilai investasi, karena digunakan untuk membiayai pembelian barang atau jasa yang tidak memberikan pengembalian di masa depan atau nilainya bisa menurun. Bahkan, nilai tersebut justru bisa jadi habis tanpa sisa.

"Beberapa bahaya dari utang konsumtif adalah adanya bunga dan biaya tambahan yang cenderung lebih tinggi, bisa menjadi beban finansial, berpotensi menurunkan kredit skor, dan bahkan bisa memberikan pengaruh juga pada kesehatan mental," ujarnya.

Berikut adalah beberapa tips agar masyarakat tidak terjebak dengan utang konsumtif dan mencegah kecanduan terhadapnya:

1. Buat anggaran keuangan yang jelas dan terencana

Membuat anggaran keuangan adalah first step yang penting untuk mengatur keuangan, termasuk untuk menghindari utang konsumtif. Dengan membuat anggaran yang jelas dan terencana, kita bisa memantau pemasukan dan pengeluaran.

"Serta mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dan prioritas," ujar Ria. 

Dalam membuat anggaran keuangan bulanan, dapat dilakukan dengan memperkirakan berapa banyak pemasukan yang akan diterima dalam satu bulan, lalu membuat prioritas pengeluaran yang harus dilakukan seperti pembayaran tagihan, biaya makan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Ilustrasi kartu kredit.

Photo :
  • Halomoney.

2. Gunakan kartu kredit dan fitur paylater dengan bijak

Tips kedua adalah menggunakan kartu kredit dan fitur paylater dengan lebih bijak. Di satu sisi, kartu kredit maupun fitur paylater tentu memudahkan kita untuk melakukan transaksi, tapi juga berpotensi membawa kita dalam jebakan utang konsumtif. 

“Sebisa mungkin gunakan kartu kredit maupun paylater hanya untuk pembelian yang memang benar-benar dibutuhkan, lalu pastikan untuk bayar tagihannya tepat waktu," kata Ria.

3. Jangan tergoda dengan promosi dan diskon

Dengan semakin banyaknya platform belanja online, aktivitas promosi dan diskon tentunya semakin beragam dan dibungkus lebih menarik. Hal ini bisa menjadi jebakan tersendiri bagi konsumen, untuk membeli barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan.

4. Simpan uang dengan berinvestasi

Saat ini banyak orang yang lebih memilih membeli sesuatu hanya sebatas karena takut ketinggalan tren atau yang sering disebut Fear of Missing Out (FOMO). Misalnya membeli gadget versi terbaru ataupun rela membeli tiket konser yang harganya tidak murah hanya karena mengikuti arus tren, terutama di media sosial. 

"Sebenarnya tidak ada yang salah dengan self reward. Anak muda sekarang tentu lebih aware dengan hal semacam ini. Tapi pastikan jangan berlebihan sampai-sampai bisa membebani keuangan. Apalagi sampai rela memilih jalan pinjaman online dengan bunga selangit untuk memenuhinya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya