SKK Migas Genjot Target Nasional, ASMETI Pastikan Produksi Sesuai Sampai ke User

Ilustrasi blok migas.
Sumber :
  • dokumentasi pertamina

VIVA Bisnis – SKK Migas mencatat, kinerja produksi dan lifting kuartal I-2023 lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Momentum tersebut pun terus dijaga dengan melakukan berbagai langkah.

Daftar Harga Pangan 23 April 2024: Daging Sapi hingga Telur Ayam Turun

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, hal itu salah satu dilakukan dengan secara rutin melakukan evaluasi rapat kerja produksi, metering dan pemeliharaan fasilitas 2023. Kegiatan itu pun telah dilakukan di Surabaya, 28 Mei hingga 31 Mei 2023.

Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh fungsi terkait di SKK Migas, pimpinan tertinggi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), teknologi provider dan stakeholder terkait lainnya dengan jumlah peserta sekitar 500 peserta pada hari pertama.

Kinerja Seluruh Sektor Lapangan Usaha Kinclong Kuartal I-2024, BI Kasih Buktinya

“Rapat Kerja Produksi, Metering, dan Pemeliharaan Fasilitas Tahun 2023 ini merupakan salah satu upaya dari SKK Migas untuk merumuskan langkah-langkah dan strategi dalam rangka mencapai target produksi jangka pendek tahun 2023 dan sekaligus mewujudkan visi jangka panjang tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” kata Dwi dikutip Rabu, 31 Mei 2023.

Dwi mengungkapkan, kondisi saat ini menuntut semua pihak terkait untuk terus mencari upaya untuk mengatasi kendala produksi, meningkatkan produksi dari lapangan migas aktif, mengaktifkan lapangan migas idle serta melakukan percepatan produksi dari sumur atau lapangan baru.

5 Negara Bagian dengan Cadangan Minyak Terbesar di AS

“Upaya tersebut tentunya memerlukan produk dan teknologi yang tepat”, imbuh Dwi.

Lebih lanjut Dwi pun mengingatkan bahwa menyelesaikan berbagai tantangan di industri hulu migas membutuhkan koordinasi, kolaborasi dan sinergi semua pihak untuk mencapai target.

“Komitmen investasi hulu migas tahun 2023 yang mencapai US$ 5,3 miliar harus dapat diserap seluruhnya. Momentum yang baik di kuartal I 2023 harus menjadi pendorong untuk implementasi program yang lebih masif dan agresif di kuartal II 2023 hingga akhir tahun nanti”, ujar Dwi.

Dwi menyampaikan bahwa target produksi dan lifting migas nasional tahun 2023 yang ditetapkan oleh Pemerintah lebih tinggi dari persetujuan WP&B tahun 2023. Oleh karena itu, SKK Migas dan Kontraktor KKS terus mencari upaya Filling The Gap (FTG) dalam mencapai target nasional.

Dalam rapat kerja tersebut dilakukan pembahasan yang mencakup antara lain, production technology implementation – artificial lift optimization, debottlenecking production facility and stock reduction, gas fuel optimization and flare reduction, planned maintenance optimization dan oil and gas measurement.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

Pada kesempatan yang sama, Sekjen Asosiasi Sistem Metering Indonesia (ASMETI) Bhudyarso menegaskan, sangat mendukung dan akan  bersinergi dengan SKK Migas untuk dapat mencapai target produksi.

“Asosiasi Sistem Meter Indonesia (ASMETI) siap mendukung Kebijakan SKK Migas,” tutur Bhudyarso.

Ketua Umum ASMETI, Daharmono menambahkan, ASMETI juga dengan kapasitasnya meyakinkan user bahwa produksi gas dan minyak terkirim dari lapangan ke client sesuai volumenya.

“Asmeti meyakinkan Stakeholder bahwa produksi gas dan minyak di lapangan terkirim sampai ke user sesuai volumenya dan dengan enginer yang terkualisifikasi” tutur Dharmono.

Sementara itu, dalam sambutannya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyampaikan bahwa realisasi produksi cenderung menurun mengikuti trendline dari proyeksi produksi base, namun demikian angka realisasi lebih besar daripada angka proyeksi produksi base sebagai dampak positif dari beberapa program yang berhasil.

Tutuka menambahkan untuk mendukung upaya peningkatan produksi minyak dan gas, Pemerintah terus melakukan perbaikan terms and conditions dalam Indonesia Petroleum Bidding Round.

“Perbaikan tersebut antara lain adalah split bagi hasil hingga 50:50 untuk kategori high-risk, First Tranche Petroleum (FTP) berkurang menjadi 10 persen (shareable), skema PSC secara fleksibel dengan investor diperbolehkan memilih skema cost recovery atau gross split, DMO price 100 persen ICP selama waktu masa kontrak dan perbaikan fiskal term lainnya,” terang Tutuka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya