Wapres: Indonesia di Pusat Megatren Global

Boediono dan Marty Natalegawa
Sumber :
  • Antara/ Maha Eka Swasta

VIVAnews - Di hadapan massa Muhammadiyah, Wakil Presiden Boediono melansir peran penting Indonesia dalam dekade mendatang. Menurut Guru Besar Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada itu, Indonesia berada di pusat pergeseran sejarah.

“Laporan PBB menyebutkan dalam beberapa dekade mendatang, terdapat empat megatren demografi yang akan mengubah wajah dunia,” tutur Boediono dalam pidato menutup Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta, Kamis 8 Juli 2010.

Keempat megatren tersebut adalah, pertama, penduduk di negara maju akan terus berkurang dibanding penduduk negara-negara berkembang.  Ini menjelaskan mengapa akan terjadi pergeseran kekuatan ekonomi dari negara maju ke negara berkembang. Kebangkitan raksasa ekonomi Cina dan India adalah tanda-tanda zaman.

Kedua adalah bahwa di negara-negara maju, penduduk usia tua akan mendominasi populasinya. “Ini akan mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di negara maju dan pada saat yang bersamaan akan  meningkatkan permintaan imigran tenaga kerja," ujar Wapres. Implikasinya adalah bahwa pergerakan manusia antar negara akan makin meningkat, dengan segala konsekuensi sosial, politik, ekonomi dan keamanan.

Mega trend yang ketiga menyebutkan bahwa pusat-pusat pertumbuhan penduduk akan terkonsentrasi di negara-negara Islam. “Enampuluh tahun lalu, Bangladesh, Indonesia, Mesir, Nigeria, Pakistan dan Turki bersama-sama memiliki penduduk 242 juta,” kata Boediono dilansir laman resmi Wakil Presiden.

Pada tahun 2009, total penduduk di enam negara tersebut telah mencapai hampir empat kalinya, yaitu 886 juta. Hingga 2050, penduduk  negara-negara ini diperkirakan menjadi lebih dari 1,3 miliar, yang merupakan angka yang amat fantastis dan akan mempunyai konsekuensi besar terhadap perimbangan global.

Adapun mega trend keempat adalah bahwa sebagian besar populasi dunia akan tinggal di perkotaan. Manusia semakin meninggalkan desa. “Kota-kota seperti Mumbai, Shanghai, termasuk juga Jakarta, akan tumbuh menjadi kota dengan jumlah penduduk terbesar di dunia,” ujar Wapres. Peningkatan kepadatan penduduk yang terjadi akan menimbulkan berbagai persoalan yang terkait dengan urbanisasi.

Indonesia jelas akan berada di tengah-tengah kancah pergeseran sejarah itu. Dalam satu dekade mendatang, penduduk Indonesia akan didominasi oleh kaum muda, berusia di antara 16-65 tahun.

“Dekade ini membuka peluang emas, tapi sekaligus membawa tantangan berat,” ujar Wapres. Masa transisi itu akan dapat memberikan apa yang disebut bonus demografi Dengan struktur kependudukan yang muda, kita lebih mudah mendorong  pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, perubahan struktur demografi ini akan menimbulkan tantangan yang amat besar.

Diperkirakan sebagian besar dari peningkatan jumlah penduduk itu akan  tinggal di kota dan ini akan berimplikasi luas pada penyediaan fasilitas. “Infrastruktur perkotaan, sanitasi, pelayanan kesehatan akan menjadi kebutuhan mendesak,” ujar Wapres. Mengantisipasi dampak mega trend ini dengan program-program nyata adalah tugas besar bersama.

Itu sebabnya Wapres mengajak Muhammadiyah menjadi mitra yang bersinergi dengan Pemerintah. Sebab, Pemerintah yang dipilih secara demokratis oleh rakyat adalah milik rakyat, milik umat, milik para anggota Muhammadiyah.  Rasa saling memiliki antara Muhammadiyah dan Pemerintah  adalah landasan yang kuat untuk bekerja sama lebih erat. “Mari kita bersama-sama mencapai tujuan bersama  yaitu kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata Wapres. (sj)

Menhan AS Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Ditetapkan Sebagai Presiden Terpilih
Jajaran Apple iPhone.

Seluruh Personel AD, AL dan AU Dilarang Pakai iPhone, Bolehnya Samsung

Keputusan tersebut diambil menyusul hasil pertemuan gabungan angkatan darat (AD), laut (AL), dan udara (AU). Namun, untuk HP Android, khususnya Samsung, tetap boleh.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024