Cara Waskita Karya Minimalisir Kendala Garap Proyek Konstruksi

Salah satu proyek PT Waskita Karya Tbk.
Sumber :
  • Rizki AR/ VIVAnews

Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menegaskan komitmennya untuk terus melakukan implementasi Building Information Modeling (BIM), pada setiap proyek yang dikerjakan. BIM sendiri merupakan platform digital yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik, sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek.

Progres Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 1 Capai 83,85 Persen

Direktur SDM, Pengembangan Sistem, dan Legal Waskita, Ratna Ningrum mengatakan, teknologi BIM juga sebagai salah satu tools untuk meminimalisir potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi

"Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat, serta menghasilkan kualitas yang baik," kata Ratna dalam keterangannya, Kamis, 5 Oktober 2023.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3, yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Dia menjelaskan bahwa untuk mencapai hal itu, dilakukan dengan proses digital construction dalam menciptakan sebuah perencanaan konstruksi yang baik. Yakni dengan melakukan pemodelan 3D, yang didapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan Digital Survey seperti lidar, laser scan, dan fotogrametri. 

Proyek Kereta Cepat Dilanjutkan Sampai Surabaya, Luhut Bentuk Tim Percepatan dengan China

Model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien, dengan produktifitas serta akurasi yang tinggi. Terutama dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR, dan 3D printing.

Ratna memastikan, saat ini Teknologi BIM Waskita bahkan sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP). Hal itu terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual, untuk pekerjaan utama sehingga bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding.

Hal itu sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan, dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal, sehingga memiliki ruang untuk mengelola lebih baik. Serta, untuk mengambil pengalaman dan standard anggaran, dari proyek yang telah selesai untuk digunakan sebagai benchmark di masa depan dalam menawar, merencanakan, serta mengendalikan proyek.

Kantor PT Waskita Karya Tbk.

Photo :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

“Integrasi BIM - ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan, karena sistem yang terintegrasi secara realtime," ujarnya.

Dengan komitmennya tersebut, Waskita pun telah menjadi tolok ukur (benchmark) bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, sebagai narasumber pada ajang Teknik Sipil Internasional yakni Civil Expo ITS 2023. Topik yang dibahas yaitu mengenai ‘Pemanfaatan Building Information Modeling (BIM): Teknologi Berkelanjutan untuk Pembangunan Infrastruktur di Indonesia’.Tujuan seminar ini untuk memahami betapa pentingnya konstruksi digital berkelanjutan untuk menciptakan inovasi terobosan di era baru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya