Harga Beras dan Cabai Naik Gegara El Nino, Kemenkeu Optimalkan APBN

Retakan tanah sawah di Kabupaten Tangerang akibat kekeringan yang dipicu suhu panas.
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan kenaikan harga komoditas pangan sepeti beras dan cabai terjadi akibat penurunan produksi. Hal itu disebabkan kemarau panjang atau El Nino. 

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, sebagai respons cepat dalam mengendalikan harga pangan, Pemerintah berupaya memitigasi dampak El Nino melalui upaya stabilisasi pasokan terutama komoditas strategis, seperti beras guna menjaga kecukupan pasokan dalam negeri. 

"Di tengah musim kemarau yang panjang akibat dampak El Nino, produksi pangan secara umum menurun. Sehingga beberapa komoditas mengalami peningkatan harga seperti beras dan aneka cabai," kata Febrio dalam keterangannya, Kamis, 2 November 2023. 

Kenaikan Tarif Cukai Disarankan Moderat Menyesuaikan Inflasi agar Tidak Suburkan Rokok Ilegal

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Photo :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Febrio mengatakan, dalam upaya stabilisasi pasokan juga dilakukan kebijakan operasi pasar, gelar pangan murah, dan intervensi harga terus konsisten dilakukan agar ekspektasi inflasi dapat terjaga.

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

“APBN terus dioptimalkan sebagai shock absorber, terutama di tengah tekanan yang disebabkan fenomena El Nino saat ini. Pemerintah memberikan tambahan perlindungan sosial, antara lain dengan menambahkan bantuan beras hingga akhir tahun 2023 dan menggulirkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino untuk bulan November-Desember guna menjaga daya beli kelompok miskin dan rentan,” jelasnya. 

Adapun inflasi di bulan Oktober tercatat sedikit meningkat sebesar 2,56 persen year on year (yoy) dibanding bulan September (2,28 persen yoy). Hal itu didorong oleh naiknya inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.

Sedangkan inflasi harga diatur pemerintah (administered price) juga tercatat naik tipis menjadi 2,12 persen yoy dari angka 1,99 persen yoy. Di mana ini seiring dengan harga minyak mentah yang masih tinggi. 

"Sementara itu, perlambatan inflasi inti masih berlanjut mencapai 1,91 persen (yoy) dari 2,00 persen (yoy) pada September 2023," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya