Anies Ungkap Strateginya Ciptakan Iklim Usaha yang Kondusif

Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, menegaskan perlunya menciptakan iklim usaha yang kondusif di Tanah Air, guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam upaya menghadirkan iklim usaha kondusif, Anies menekankan perlunya pembenahan pada tiga unsur utama yang menopang prosesnya.

Anies Tak Bisa Tentukan Sebagai Oposisi: Saya Bukan Pimpinan Partai

"Satu, soal kepastian hukumnya. Dua, kepastian rencana jangka panjang, dan yang ketiga adalah penyederhanaan atas apapun yang terkait dengan pemerintah sehingga keleluasaan itu terjadi," kata Anies dalam Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045', Kamis, 11 Januari 2024.

Anies Baswedan Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Kalah di Pilpres 2024, Anies Ingin Keluar Secara Terhormat

"Ini adalah satu aspek kita ingin bisa terjadi, yakni menghadirkan iklim usaha yang kondusif," ujarnya.

Anies mengaku mempercayai pentingnya membangun ekosistem pasar untuk tumbuh dengan baik. Sebagai seseorang yang percaya pada mekanisme pasar, Anies meyakini bahwa mekanisme pasar yang diberikan ruang untuk tumbuh berkembang, akan membuat Negara mendapatkan kebermanfaatan dari pasar yang tumbuh berkembang makin besar tersebut.

Jadi Prioritas Nasdem di Pilkada 2024, Anies: Kita Rehat Dulu

"Dan itulah sebabnya, mengapa iklim usaha yang kondusif itu jadi sangat penting sekali," kata Anies.

Strategi lainnya menurut Anies adalah menurunkan biaya hidup dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dia mengaku, dalam berbagai kunjungannya ke sejumlah daerah dan pertemuannya dengan berbagai elemen masyarakat, telah menyadarkannya bahwa kebanyakan keluhan dari masyarakat adalah soal tingginya biaya hidup.

"Yang menarik, dari seluruh pertemuan itu, hampir semua orang yang datang ke saya menyampaikan satu kata kunci, yaitu biaya hidup dan biaya produksi. Ketika saya ketemu petani, nelayan, dan semua profesi, mereka mengatakan (keluhan soal) biaya produksi, dan ketika ketemu dengan keluarga, mereka mengatakan biaya hidup," kata Anies.

"Semuanya bicara tentang biaya yang mahal, dan ini yang ingin kita perbaiki. Jadi salah satu unsur utamanya adalah memperbaiki tata kelola pangan. Karena rata-rata 51 persen dari pengeluaran keluarga adalah untuk kebutuhan pangan, dan itu jauh lebih besar daripada negara-negara lain termasuk negara tetangga kita," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya