Jepang dan Inggris Resesi Ekonomi, Kinerja Ekspor RI Diproyeksi Bakal Ikut Loyo

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Jepang dan Inggris resmi mengalami resesi ekonomi, yang mana dalam dua kuartal ekonomi negara itu mengalami kontraksi. Lalu dari resesinya dua negara ini bagaimana pengaruhnya terhadap Indonesia?

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, efek dari resesi negara maju itu akan menyebabkan penurunan kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan.

"Saya kira dampak resesi Jepang dan Inggris ini akan berdampak melalui dua cara yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Kalau berbicara secara langsung maka resesi Inggris ini jika diasumsikan akan berlanjut di awal tahun ataupun di sepanjang tahun 2024, maka ini juga akan ikut mempengaruhi kinerja ekspor produk Indonesia kedua negara tersebut," ujar Yusuf saat dihubungi VIVA Bisnis Jumat, 23 Februari 2024.

Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023

Bea Cukai dorong ekspor impor melalui NLE

Photo :
  • Bea Cukai

Yusuf mewanti-wanti atas resesi yang dialami oleh Jepang. Hal ini mengingat negara itu merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

"Jepang merupakan salah satu negara partner dagang Utama Indonesia sehingga tentu merambatnya ekspor ke Jepang nantinya bisa ikut berkontribusi terhadap penurunan kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan," tegasnya.

Yusuf pun menyoroti, soal negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat dan China, yang masih dihadapkan oleh kondisi ekonomi di dalam negerinya. Untuk di China, Pemerintah perlu menaruh perhatian sebab pelemahan ekonomi negara ini akan berdampak terhadap penurunan kinerja dagang Indonesia.

Sedangkan dari Amerika jelasnya, Jepang merupakan mitra dagang utama Amerika Serikat. Sehingga jika diasumsikan, bila resesi Jepang terus berlanjut ini akan berpengaruh terhadap kinerja ekspor Amerika, dan akan memberikan dampak tidak langsung ke Indonesia.

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Artinya ini masuk ke dalam dampak tidak langsung ke Indonesia mengingat Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara penyumbang utama ekonomi global. Sehingga melemahnya ekonomi Amerika Serikat juga akan ikut melemahkan ekonomi negara-negara berkembang seperti misalnya Indonesia," terangnya.

Selain dampak melalui perdagangan internasional Yusuf mengatakan, dampak juga bisa diberikan kepada pasar keuangan melalui sentimen di pasar keuangan.

"Meskipun demikian menurut saya sentimen di pasar keuangan sifatnya itu sementara dan dalam jangka pendek. Tetapi tentu juga menjadi hal yang perlu diantisipasi di tengah upaya untuk menjaga stabilitas pasar keuangan di Indonesia yang ada kaitannya dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," terangnya.

Dengan demikian, Yusuf menilai bahwa RI perlu mulai melakukan mitigasi untuk jangka panjang. Dalam hal ini menurutnya, Pemerintah perlu mencari pangsa pasar selain Jepang.

"Kalau kita lihat resesi yang dialami oleh Jepang ini bukanlah yang pertama, setidaknya dalam 15 tahun terakhir dan salah satu faktor yang menyebabkan kenapa Jepang kerap kali mengalami resesi adalah struktur ekonomi yang didominasi oleh penduduk yang sudah lebih tua atau tidak produktif lagi," ujarnya.

"Jadi Pemerintah mungkin sudah mulai perlu memetakan kira-kira pasar mana yang bisa menjadi pasar alternatif di luar Jepang saat ini," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya