Nilai Investasi Pabrik Amonium Nitrat BUMN Pertama di RI Capai Rp 1,2 Triliun

Presiden Jokowi meresmikan pabrik amonium nitrat PT. Kaltim Amonium Nitrat.
Sumber :
  • Youtube Setpres

Jakarta – Perusahaan pelat merah anggota Holding Industri Pertahanan (Defend ID), yakni PT Dahana, menggandeng PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) untuk menegaskan dukungannya pada upaya transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Wujud dukungan itu antara lain dengan beroperasinya pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia, yang dikelola oleh perusahaan patungan kedua BUMN tersebut yakni PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN). PT KAN diketahui berdiri di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur. 

Pabrik dengan nilai investasi Rp 1,2 triliun ini merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, yakni PT Dahana Investama Corp (PT DIC), dengan PT Pupuk Kaltim yang berkolaborasi dengan Wika-Sedin. Dimana pembangunannya dilaksanakan oleh PT KAN sejak tahun 2020, dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini, Kamis, 29 Februari 2024.

KSAD Tegaskan TNI AD Tegak Lurus Selama Masa Transisi Kepimpinan Presiden Jokowi

Presiden menegaskan, dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan, dimana semua negara sangat berhati-hati dengan masalah pangan tersebut.

"Dulu kalau kita impor yang namanya beras, gandum, begitu sangat mudahnya dicari. Sekarang 22 negara yang biasanya gampang kita minta. Sekarang pada ngerem, bahkan ada yang stop untuk bisa dibeli," kata Presiden Jokowi dalam keterangannya, Kamis, 29 Februari 2024.

Peran Presiden Salurkan Bansos, Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu

Artinya, lanjut Presiden, urusan pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara. "Dan produksi pangan kita membutuhkan yang namanya pupuk. Beberapa komponen pupuk kita masih harus impor sehingga kemandirian menjadi tidak kita miliki," ujar Presiden. 

Karenanya, Presiden sangat mengapresiasi dan menghargai upaya keras pembangunan industri ammonium nitrat ini. Hal itu menurutnya sangat penting, karena 21 persen ammonium yang dibutuhkan di Indonesia masih impor.

"Dengan dibangunnya pabrik Kaltim Amonium Nitrat ini, akan mengurangi 21 persen dikurangi 8 persen, artinya 13 persen (ammonium) masih impor," kata Jokowi.  

Presiden menambahkan, selesainya pabrik ini akan bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di tanah air, utamanya NPK. Dia berharap, nantinya kemandirian dan produksi beras bisa menjadi lebih mandiri, berdikari, dan investasi sekitar Rp 1,2 triliun itu bisa benar-benar menghasilkan. Presiden meminta, ekspansi pemenuhan kebutuhan ammonium nitrat itu harus diteruskan, sehingga substitusi barang impor bisa dilakukan. 

"Kalau Rp 1,2 triliun itu, saya kira bagi BUMN bukan uang yang besar, biar bisa diteruskan dan yang 21 persen itu rampung semuanya. Sehingga kemandirian kita bisa kita tegakkan. Tidak hanya pada urusan ammonium nitrat. Tetapi juga barang-barang yang kita impor, harus semuanya kita produksi di dalam negeri karena kita memiliki kekuatan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya