Kemenko Perekonomian Ungkap Besarnya Gap Pasokan Pangan: 50 Persen Terpusat di Pulau Jawa

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Ferry Irawan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Ketersediaan pasokan pangan antar wilayah masih terdapat gap, di mana produksi pangan masih terfokus di Pulau Jawa lebih dari 50 persen. Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Ferry Irawan.

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Menurutnya, gap antar wilayah mengenai pasokan pangan ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Pusat dalam stabilisasi harga pangan.

"Ketersediaan pasokan antar wilayah maupun antar waktu, ini kalau di pusat menjadi satu hal yang selalu kita bahas, bagaimana kita menutupi gap antar wilayah maupun antar waktu," kata Ferry dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Kalimantan, Rabu, 27 Maret 2024.

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Presiden Jokowi Tinjau Komoditas Pangan di Pasar. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Berdasarkan data paparannya, produksi pangan masih terfokus di Pulau Jawa melebihi 50 persen dari total produksi nasional, dan Pulau Sumatera. Sedangkan di wilayah Kalimantan mayoritas pasokan masih mengandalkan dari luar wilayah seperti Jawa dan Sulawesi.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Adapun proporsi produksi pangan per wilayah terhadap produksi pangan, yakni Jawa untuk padi sebesar 56,02 persen, bawang merah 63,15 persen, cabai besar 47,62 persen, cabai rawit 68,44 persen, daging ayam ras 69,58 persen, dan telur ayam 62,75 persen.

Kemudian Sumatera proporsi padi sebesar 20,58 persen, bawang merah 15,26 persen, cabai besar 45,27 persen, cabai rawit 15,95 persen, daging ayam ras 20,39 persen, dan telur ayam 24,07 persen.

Untuk Sulawesi padi sebesar 13,55 persen, bawang merah 9,34 persen, cabai besar 2,56 persen, cabai rawit 5,85 persen, daging ayam ras 3,22 persen, dan telur ayam 0,46 persen.

Sementara Kalimantan proporsi padi sebesar 3,95 persen, bawang merah 0,33 persen, cabai besar 1,67 persen, cabai rawit 2,40 persen, daging ayam ras 7,7 persen, dan telur ayam 3,47 persen.

Ferry melanjutkan, untuk mengurangi gap itu, kerja sama antar daerah perlu untuk diperkuat. Salah satunya, melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

"Program pokok dari GNPIP untuk meningkatkan kerja sama antar daerah. Ini mungkin satu hal yang mungkin juga kita harapkan bisa mengurangi gap antar waktu maupun antar wilayah, sehingga memberikan kontribusi terhadap penguatan maupun harga," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya