VIVAnews - Batalnya pembukaan perdagangan di lantai bursa mengguncang pasar uang dalam negeri. Rupiahdi pasar uang antar bank Jakarta menembus 9.900 per dolar AS.
Rupiah merosot tajam sejak pukul 10.00 WIB, Jumat 10 Oktober 2008, setelah otoritas bursa mengumumkan pembatalan perdagangan pada sesi I.
"Orang nggak punya instrumen lain yang mau dibeli sehingga beralih memburu dolar AS," kata tresury bank swasta nasional, Santi Jo.
Di bank yang berkantor pusat di Jalan Sudirman ini, rupiah pada pagi hari dibuka di level 9.650 per dolar AS. "Tapi sejak setengah jam lalu, langsung merosot tajam," ujarnya.
Mayang, treasury bank swasta nasional yang berkantor pusat di Jalan Juanda, Jakarta, mengungkapkan rupiah pukul 10.25 WIB bertengger di level 9.950 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Steve Susanto melihat merosotnya rupiah tidak hanya sekadar faktor batalnya pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), tapi juga faktor krisis perbankan global yang masih terus berlangsung.
Meski Bank Indonesia menjaga pasar, Steve menduga 'otot' BI hanya sanggup menjaga hingga level Rp 9.800-an per dolar AS.