VIVAnews - Bank Indonesia (BI) meyakini masyarakat Indonesia dan investor cukup rasional dalam menilai kasus ledakan bom yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat, hari ini, Jumat 15 April 2011. Bank sentral yakin, pertumbuhan ekonomi maupun rencana investasi tidak akan terganggu.
"Tidak ada dampaknya (pada ekonomi). Masyarakat kita sekarang lebih rasional," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI, Difi Ahmad Johansyah, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 15 April 2011.
Menurut Difi, ledakan bom di Cirebon sekitar pukul 12.35 WIB dipastikan tidak akan mengganggu upaya pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 6,1-6,5 persen pada 2011. Salah satunya caranya adalah dengan mendorong peningkatan aliran modal asing yang masuk ke Indonesia melalui penanaman modal asing (PMA).
Ledakan bom di sebuah masjid di Mapolresta Cirebon dan menewaskan satu orang serta melukai 29 orang lainnya itu, Difi melanjutkan, juga tidak akan menyurutkan minat investor untuk membenamkan investasinya di Tanah Air.
Investor, dia menambahkan, masih memandang Indonesia sebagai tempat yang cukup aman untuk menanam modal dan berusaha. "Tidak akan terganggu," tuturnya.
Seperti diketahui, setelah peristiwa ledakan bom tersebut, kondisi pasar uang dan pasar saham di dalam negeri relatif tidak terpengaruh. Nilai tukar rupiah masih cenderung stabil, sedangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menguat pada awal transaksi sesi kedua hari ini.
Bahkan, pada akhir transaksi hari ini, IHSG akhirnya ditutup naik 22,53 poin (0,60 persen) ke level 3.730,51. (art)
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia
Ada berita duka cita yang menyelimuti kita hari ini. Mooryati Soedibyo, seorang pengusaha yang dikenal luas, telah berpulang pada Rabu, 24 April 2024.
