Indonesia Korban Perang Ekonomi Dunia

ilustrasi investasi
Sumber :
  • Adri Prastowo

VIVAnews - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai Indonesia telah menjadi korban dari perang ekonomi akibat peran signifikan intelijen yang sudah diterapkan oleh negara-negara pesaing.

Untuk itu, Rancangan Undang-undang Intelijen seharusnya juga berwawasan ekonomi dengan perspektif global. Dengan demikian, intelijen Indonesia harus kuat agar mampu membendung serangan ekonomi dari luar.

"Saat ini, Indonesia sudah menjadi korban dari perang ekonomi itu. Dominasi produk impor di pasar dalam negeri membuktikan terjadinya subversi ekonomi oleh oknum birokrat negara, baik melalui kebijakan yang merugikan negara, maupun membuka akses bagi masuknya barang-barang selundupan," ujar Bambang Soesatyo yang juga wakil ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Selasa, 19 April 2011.

Bambang mengatakan, sekarang ini dunia sudah mulai memasuki era perang ekonomi dengan dukungan peran intelijen tetap signifikan. Negara maju, termasuk China dan India, kini mulai mengerahkan intelijennya untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan negara lain.

"Strateginya, menyerbu pasar negara lain dengan barang yang harganya murah (kompetitif)," katanya.

Sejak dua tahun terakhir, ungkap Bambang, intensitas subversi ekonomi semakin meningkat terlihat dari banyak oknum birokrat negara memanfaatkan momentum agresivitas kekuatan-kekuatan utama ekonomi dunia, terutama China dan India, untuk melakukan subversi ekonomi itu.

Semua kegiatan tersebut nyaris tak tersentuh atau lolos dari perhatian intelijen negara. Padahal, subversi ekonomi adalah kejahatan yang memperlemah kemandirian Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, Bambang menilai RUU Intelijen harus memberi perhatian khusus pada subversi ekonomi terhadap negara. Sebab, subversi ekonomi yang melibatkan oknum birokrat negara melahirkan ekses yang dahsyat.

Ekses tak hanya terlihat dari tingginya angka pengangguran dan kemiskinan, tetapi juga pada munculnya gejala proses membunuh potensi industri dalam negeri dan upaya melemahkan ketahanan nasional di bidang ekonomi.

"Itulah tantangan sekaligus persoalan riil Indonesia dewasa ini. Selama ini, semua kecenderungan negatif itu lolos dari bidikan intelijen negara. Kalau peran intelijen kuat dan efektif, subversi terhadap ekonomi negara bisa dibendung," kata dia. (art)

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan
Petugas yang mengawal Anies dan Keluarga selama Pilpres 2024 berpamitan

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Tugas tim pengawal yang melekat pada Anies Baswedan selaku Capres 2024 nomor urut 01 telah selesai dan mereka telah berpamitan kepada Anies dan Keluarga.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024