World Economic Forum on East Asia 2011

Mendag: RI Alami 'Bullish' Investasi

Mendag, Mari Elka Pangestu
Sumber :
  • ANTARA/Reuters-Daniel Munoz

VIVAnews - Ajang Forum Ekonomi dunia untuk Kawasan Asia Timur (World Economic Forum on East Asia 2011) menjadi arena unjuk gigi Indonesia di dunia internasional. Kegiatan ini juga menjadi wadah pembuka jaringan bagi pemerintah Indonesia.

"Saya sendiri dan delegasi Indonesia mendapat permintaan pertemuan bilateral luar biasa banyaknya. Sampai kewalahan melayani. Seperti dokter saja, bergilir," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di sela kegiatan WEF di Jakarta, Senin 13 Juni 2011.

Menurut Mari Elka pertemuan bilateral yang digelar tak hanya pada tingkat pemerintahan. Mari Elka mengaku menggelar pertemuan dengan lembaga internasional, sektor swasta, dan calon investor yang berminat dengan Indonesia.

Sejumlah pihak, utamanya calon investor, bahkan meminta pertemuan bilateral dengan pemerintah maupun delegasi lain dari Indonesia.  Inti dari pertemuan bilateral ini, kata Mari Elka, adalah para calon investor ingin mengetahui lebih jauh cara menanamkan modalnya di Indonesia.

Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini

"Pokoknya setiap 15 menit atau pas saat makan, atau saat ketemu. Kadang-kadang saat di koridor saja. Intinya, bahasa investment, bullish mengenai Indonesia. Minatnya sangat tinggi mengenai Indonesia untuk investasi maupun untuk melakukan pendekatan bisnis dari berbagai bidang," tuturnya. Bullish adalah istilah pasar modal saat pembeli lebih banyak dari penjual, atau pasar mengalami trend naik.

Sejumlah sektor usaha yang sempat menjadi topik pembicaraan Mari Elka di antaranya bidang ritel, telekomunikasi dan teknologi informasi, serta industri produk konsumsi.

Jika melihat dari asal investor, Mendag mengungkapkan, para delegasi yang menyampaikan minat investasi berasal dari pemain lama dan baru. Khusus investor lama, tercatat nama seperti PT Unilever yang berniat memperluas ekspansi bisnis. "Juga ada investor baru yang ingin mengembangkan bisnis produk konsumsi," ujar Mari Elka.

Kondisi sama dialami oleh Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk, Gatot M Suwondo yang harus menemui berbagai delegasi yang tertarik berinvestasi di bidang infrastruktur.

"Kalau di BNI kita melihat, infrastruktur dasar yang perlu dibangun itu ada tiga. Pertama, yang berkaitan dengan transportasi. Kedua, yang berkaitan dengan kelistrikan. Dan ketiga, telekomunikasi," katanya.(np)

Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.

BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan secara konsolidasian mencapai US$6,57 miliar di sepanjang tahun 2023. Tercatat, bahwa pendapatan BUMI berdasarkan PSAK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024