BPS: Harga Sembako Juni Diprediksi Naik 0,5%

Pasar Tradisional
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi kembali terjadi selama Juni 2011. Namun, perkiraan kenaikan harga pada Juni sekitar 0,5 persen, masih lebih rendah dibandingkan posisi bulan yang sama tahun lalu.

Perkiraan tersebut didasarkan pada laporan data inflasi hingga pekan ketiga Juni 2011. Laporan ini mengungkapkan tingkat harga untuk komoditas beras, daging ayam, daging sapi, minyak goreng, cabai merah dan cabai rawit, gula pasir, bawang merah, telur ayam, serta kedelai.

"Juni tahun lalu inflasi sebesar 0,97 persen, sekarang year on year bulan Juni akan lebih jauh ke bawah mendekati 0,5 persen," ujar Kepala BPS, Rusman Heriawan, dalam diskusi informal dengan wartawan di Jakarta, Selasa, 28 Juni 2011.

Pada komoditas beras, BPS mengungkapkan telah terjadi inflasi sebesar 1,24 persen pada pekan ketiga Juni. Namun, kenaikan harga beras itu tetap konsisten dibandingkan rata-rata bulan Mei lalu.

"Untuk ayam ras, inflasi sebesar 4,2 persen dan bisa diperkirakan naik ketika lebaran," ujar Rusman.

Dia menambahkan, harga sapi secara bulanan sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan posisi Mei, mengingat stok yang masih aman. Namun, ketika pemerintah Australia memutuskan penghentian sementara ekspor sapi ke Indonesia, BPS mengakui adanya kenaikan harga sebesar Rp600 per kilogram. "Hanya naik 1 persen," ujar Rusman.

Komoditas lain yang diperkirakan mengalami kenaikan harga adalah bawang merah sebesar 15 persen, telur ayam, dan daging ayam sebesar 5,8 persen.

Sementara itu, untuk komoditas penyumbang inflasi lain seperti minyak goreng, gula pasir, dan cabai merah, BPS mencatat adanya kenaikan harga di pasaran. Bahkan, untuk cabai merah dan cabai rawit, BPS mencatat adanya penurunan harga sampai pada titik terendah.

"Mudah-mudahan ketika lebaran harga gula tidak naik karena gula merupakan bahan dasar untuk kebutuhan saat lebaran," kata Rusman. (art)

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ungkap 2 Hal yang Dilakukan Guna Mencegah Korupsi
Mata uang Indonesia, Rupiah

BI Catat Uang Beredar Maret 2024 Rp 8.888 Triliun, Naik 7,2 Persen

Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024