- ANTARA/Fanny Octavianu
VIVAnews - Pemerintah tidak khawatir akan potensi terjadinya bubble atau gelembung ekonomi di sektor otomotif. Padahal Bank Indonesia sudah memperingatkan kemungkinan bubble ekonomi di sektor otomotif karena tingginya kucuran kredit.
Menurut Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa, faktor prudential atau kehati-hatian dalam industri perbankan dapat menjadi pencegah terjadinya gelembung ekonomi ini. "Saya kira prudential di perbankan juga baik," ujarnya seusai Rapat Koordinator di Kantor Kemenko, Jakarta, Selasa 26 Juli 2011.
Tingginya permintaan masyarakat akan sektor otomotif, tambahnya, merupakan sesuatu yang wajar karena hal ini berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan penduduk serta tingginya jumlah penduduk Indonesia.
"Kalau kita melihat ratio penduduk yang banyak dan kelas menengah kita tiap tahun meningkat, ya itu (permintaan otomotif) akan meningkat juga," imbuhnya.
Oleh karena alasan tersebut, kedepannya Hatta meminta kepada semua pihak untuk tidak terlalu merisaukan potensi gelembung otomotif ini. "Jangan latah sebentar-sebentar bubble, saham kita naik sedikit bubble, produksi kita meningkat di bilang bubble. Nanti kita repot kalau semuanya latah," tuturnya.
Sebelumnya, Bank Sentral mengkhawatirkan besarnya kucuran kredit ke sektor properti dan otomotif di tengah pertumbuhan ekonomi saat ini akan menyebabkan terjadinya gelembung ekonomi.
Namun, dari kedua sektor tersebut, BI menilai potensi bubble terbesar diperkirakan berasal dari otomotif. Hal itu sudah terlihat dengan membanjirnya produk otomotif dan kemudahan masyarakat memperoleh pembiayaan. (umi)