AS & Eropa Krisis, Ekspor RI Fokus ke Asia

Peti Kemas
Sumber :
  • Antara/Rosa Panggabean

VIVAnews - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pemerintah saat ini tengah berupaya mendiversifikasi negara tujuan ekspor ke negara-negara berkembang Asia, setelah sebelumnya lebih condong ke negara maju. Hal ini tak lain disebabkan kondisi ketidakpastian perekonomian global yang tengah terjadi.

Menurut Kepala Biro Humas BI, Difi A Johansyah, diversifikasi negara tujuan ekspor yang ditempuh pemerintah ini membuat komposisi pangsa ekspor negara-negara maju sedikit menurun dalam beberapa tahun belakangan.

"Diversifikasi negara tujuan ekspor Indonesia yang telah berlangsung terutama ke negara emerging Asia akan mampu menopang tetap tingginya pertumbuhan ekspor Indonesia ke depan," jelas Difi A Johansyah saat diskusi BI Bareng Media di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 18 Agustus 20111.

Berdasarkan data BI, pangsa ekspor beberapa negara tujuan utama seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS) telah mengalami penurunan. Pangsa pasar ekspor Indonesia ke Jepang turun dari 16,3 persen pada tahun 2010 menjadi 15,5 persen pada semester satu 2011. Sementara pangsa ekspor AS turun dari 9 persen menjadi 8,6 persen.

Di sisi lain, porsi ekspor Indonesia ke negara berkembang terus meningkat. Ekspor Indonesia ke China tercatat naik dari 9,9 persen pada 2010 menjadi 10,3 persen pada semester I 2011. India pun demikian, naik dari 6,1 persen menjadi 6,8 persen, Thailand naik dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen, sedangkan Malaysia naik dari 5,9 menjadi 6,1 persen.

"Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan cenderung melambat dalam keseluruhan tahun 2011, namun perekonomian dunia 2011 diperkirakan dapat mencapai 4,3 persen terutama dimotori oleh pertumbuhan ekonomi negara emerging yang tetap kuat seperti China dan India yang diatas 9 persen," ujar Difi.

Dia menambahkan negara tujuan ekspor non Migas di kawasan Asia semakin memegang peranan penting dalam menyokong kinerja ekspor Indonesia. BI mencatat Neraca pembayaran Indonesia (NPI) meningkat pada kuartal II 2011 menjadi US$11,88 miliar, dibanding kuartal satu 2011 sebesar US$7,67 miliar.

Ekspor non migas di kuartal II 2011, mencatat pertumbuhan yang tinggi yakni sebesar 38,6 persen year on year. Hal ini didukung oleh meningkatnya volume perdagangan dunia. "Serta karena tingginya harga komoditas internasional," imbuhnya.

Tumbuhnya ekspor non migas ini menyumbang surplus yang cukup besar pada NPI. Transaksi non migas Indonesia pada kuartal II 2011 mencatatkan US$10,64 miliar tumbuh dari kuartal I yang sebesar US$8,63 miliar.

"Pengaruh surplus (NPI) masih tergantung komoditas karena perdagangan kita didominasi oleh perdagangan non migas," terangnya.

Sekedar informasi, total ekspor dalam NPI tercatat sebesar US$51,46 miliar pada kuartal II, naik dibanding kuartal I sebesar US$45,82 miliar. Sementara impor juga mengalami kenaikkan dari US$37,13 miliar menjadi US$41,73 miliar. (ren)

Ramalan Prabowo "PKB akan Hadir Kembali" Segera Terwujud, Menurut Pengamat
Apple.

Apple Bagi-bagi Undangan

Apple akan menggelar hajatan perdana di tahun ini yang bertema 'Let Loose' bakal digelar pada 7 Mei merilis tablet iPad Pro dan iPad Air serta Apple Pencil.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024