Jika Eropa Bangkrut, Ini yang Akan Terjadi

krisis ekonomi Yunani
Sumber :
  • REUTERS/John Kolesidis

VIVAnews - Dunia semakin menyoroti perkembangan ekonomi di wilayah Eropa, apalagi lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's telah menurunkan peringkat surat utang Italia. 

Rupiah Mulai Perkasa Seiring Meredanya Konflik Israel-Iran

Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung, di Jakarta, bahkan mengaku khawatir melihat perkembangan yang terjadi di Benua Biru itu. "Jujur saya agak khawatir terhadap situasi Eropa dan AS," kata dia.

Dalam pandangan KEN, jika krisis utang Eropa semakin parah, setidaknya akan memunculkan kepanikan di berbagai negara di dunia. Kepanikan terutama akan melanda sejumlah negara maju.

Codeblu Divonis Gegar Otak Ringan Sebelum Tanding dengan Chef Arnold

"Kami khawatir itu merembet ke China, Jepang, dan Korea, maka tinggal tunggu waktu sampai ke kita," tutur Chairul.

Jika kepanikan itu telah timbul, lanjut Chairul, maka yang terjadi pada perekonomian global dan Indonesia adalah larinya dana asing dari dalam negeri. Hal itu dikhawatirkan dapat mengakibatkan pelemahan nilai tukar rupiah dengan sangat signifikan.

"Sekarang ini baru tanda-tanda, belum panik. Ini baru gejala, belum kepanikan. Tapi, ini mesti diantisipasi dan itu bisa terjadi," kata dia.

Usai pelarian dana asing, ekonomi nasional selanjutnya berhadapan dengan gejala penarikan dana investasi (redemption) besar-besaran terhadap Surat Utang Negara (SUN). Langkah itu dipastikan akan mengakibatkan harga SUN anjlok.

Beruntung, ujar Chairul Tanjung, pemerintah sudah menyiapkan dana untuk membeli kembali (buyback) SUN. Langkah yang sama juga ditempuh Bank Indonesia dengan cadangan devisa yang telah siap melakukan upaya serupa.

Guru Besar Unibraw: Setelah Prabowo Dilantik sebagai Presiden, Dia Milik Kita Bersama

Bagi Chairul Tanjung, gejala lain yang dikhawatirkan oleh dirinya adalah kebiasaan masyarakat di Indonesia yang seringkali latah dengan kondisi yang terjadi di pasar global yang belum tentu terjadi di Tanah Air.

"Itu yang kami khawatirkan, biasanya orang Indonesia itu latah, jika terjadi kepanikan justru ikutan bermain," tutur dia.

Chairul Tanjung juga menyatakan pemerintah tidak dapat menggunakan cadangan devisa untuk mengantisipasi munculnya krisis ekonomi global. Cadangan devisa hanya digunakan untuk stabilisasi kurs mata uang. "Cadangan devisa tidak bisa dibuat lain-lain," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya