Kadin: Eropa Krisis Finansial dan Politik

krisis ekonomi Yunani
Sumber :
  • REUTERS/John Kolesidis

VIVAnews - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansur mengatakan krisis yang terjadi di Eropa tidak hanya krisis keuangan. Tapi juga krisis politik kepemimpinan sehingga ini perlu benar-benar diwaspadai.

"Seperti Yunani, presidennya kan tidak ada, terus London (Inggris) kemarin, kalau sudah krisis kepemimpinan ini persoalan bisa lebih panjang lagi," kata Natsir Mansyur, ketika berbincang dengan VIVAnews.com di kantornya, Jakarta.

Krisis finansial di Eropa, lanjut Natsir, meskipun tidak sama dengan di Indonesia ketika reformasi 1998, saat ini di Eropa sudah memasuki krisis politik kepemimpinan yang kemungkinan dampaknya akan lebih parah dari krisis finansial.

"Coba lihat Indonesia, reformasi belum tuntas sampai sekarang, padahal ini sudah masuk tahun ke-11," kata dia. "Dampaknya sudah masuk ke krisis politik kepemimpinan itu kan persoalan."

Natsir menjelaskan, krisis di Eropa dan Amerika Serikat pasti akan berdampak ke negara-negara di dunia. Karena saat ini dunia adalah satu kesatuan secara ekonomi. "Indonesia ekspor ke sana, Eropa punya uang investasi ke sini secara otomatis berdampak pada perekonomian Indonesia," kata Natsir.

Meskipun dampaknya tidak dirasakan hari ini, lanjut Natsir, tetapi akan terasa beberapa waktu mendatang secara tidak langsung karena perekonomian Indonesia digerakkan oleh sektor pasar modal. "Kalau sektor pasar modal terkena dampak, secara otomatis sektor riil juga akan terkuras," tutur Natsir.

Artinya, Natsir melanjutkan, dengan pergerakan ekonomi melalui pasar modal, Indonesia akan rentan goyah ekonominya jika pasar modal juga terganggu. "Pasar modal kan setiap saat gampang, cepat lari, cepat menguapnya," kata dia.

Apalagi, saat ini Indonesia sedang menggalakan penanaman modal dari luar negeri termasuk Eropa. Dampak krisis ini secara otomatis akan merembet ke Asia karena negara-negara di Asia memiliki ketergantungan kepada investasi maupun perdagangan Eropa.

"Jadi bagaimana caranya untuk menggerakkan sektor riil kita sendiri, satu sisi kita mengharapkan Foreign Direct Investment (FDI) itu langsung, tapi kan berdampak lah," kata Natsir.

Sementara itu, sebagai bentuk antisipasi terhadap krisis, Natsir menyarankan kepada pemerintah, pertama pemerintah harus menjaga dan memperkuat pasar domestik. "Pasar domestik kita besar, bayangkan penduduk kita sekitar 258 juta jiwa," ungkapnya.

Tetapi, penguatan pasar domestik juga harus ditopang oleh regulasi yang ada dan kuat. "Regulasinya baru satu, Perpres Nomor 5 Tahun 2009, itu belum kuat, harus lebih kuat karena serangan barang-barang impor dari China sangat besar sekali," kata Natsir.

Barang manufaktur asal China, lanjut Natsir, adalah salah satu yang masih membanjiri pasar dalam negeri sehingga neraca perdagangan Indonesia-China saat ini defisit mencapai sekitar Rp12 miliar lebih.

"Pernah kan Indonesia menjagokan pasar manufaktur, tapi lima tahun ini jeblok, saya lihat Departemen Perdagangan masih membuka dan memperbanyak keran impor, tidak menjaga pasar domestik," tutur Natsir.

Akibat serbuan barang impor, Natsir melanjutkan, Departemen Perindustrian akhirnya terjadi penuruan produksi dalam negeri. "Ini bahaya, saya yakin semua negara-negara sedang menjaga pasar dalam negerinya, masa indonesia membiarkan begitu saja, menerima impor tapi tidak menjaga pasar domestik," kata Natsir. (eh)

Lancar Banget, Begini Momen Rizky Febian Ijab Kabul di Akad Nikahnya
Pesawat Boeing 737 di Senegal (Doc: CNA)

Pesawat Boeing 737 Terbakar di Senegal, 10 Orang Luka-luka

Pesawat Boeing 737 yang membawa 85 orang penumpang tergelincir di landasan sebelum lepas landas di bandara Dakar, ibu kota Senegal. Akibatnya 10 orang mengalami luka-luka

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024