Krisis Eropa, RI dan BRIC Surati Prancis

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy
Sumber :
  • Antara/ Gerard Cerles

VIVAnews - Indonesia, kelompok negara yang tergabung dalam Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC), dan sejumlah pemimpin negara anggota G20 mendorong seluruh pemerintahan di negara Eropa untuk segera meredakan krisis utang yang melanda wilayahnya.

Tak hanya itu, sejumlah pemerintahan negara besar dari anggota BRIC terutama China, Brasil, dan India juga siap membantu pemulihan ekonomi Eropa dengan mengalokasikan dana lebih besar guna mencegah krisis tersebut semakin melebar.

"Pemerintahan di Eropa harus bertindak cepat memecahkan masalah krisis. Seluruh negara Eropa harus melakukan tindakan agar krisis tidak melebar ke wilayah lain di dunia," ujar sejumlah pemimpin dunia dari Indonesia, Australia, Kanada, Inggris, Meksiko, Korea Selatan, dan Afrika Selatan dalam surat terbuka kepada Prancis yang saat ini menjabat sebagai pemimpin negara-negara G20 seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 23 September 2011.

Negara-negara BRIC dalam pernyataannya juga menyatakan mereka tengah mempertimbangkan untuk menambah dana bagi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

Kendati pemerintah India menegaskan bantuan yang diberikan oleh negara berkembang ini bukan dalam posisi membantu negara kaya.

Sebagai informasi, krisis Eropa telah membuat sumber dana IMF semakin menipis. Dengan sejumlah indikator ekonomi yang mendekati resesi, di mana sejumlah negara tengah berusaha mencari bantuan pinjaman, membuat anggaran mereka semakin terkuras.

Sumber internal dari IMF mengatakan, lembaga internasional itu masih bisa memberikan bantuan suntikan modal sebesar US$390 miliar, tanpa harus membahayakan neraca keuangan. Namun, dalam skenario terburuknya, IMF harus mengalokasikan anggaran hingga US$840 miliar.

Sebagai negara yang memiliki peran penting di antara anggota BRIC, Gubernur Bank Sentral China, Zou Xiaochuan, mengatakan sejumlah negara berkembang harus mendorong permintaan domestik mereka untuk menangkal dampak dari pelemahan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.

"Di tengah krisis yang terjadi saat ini, permintaan domestik menjadi sangat penting dan kami harus mencari jalan memperbesar permintaan dari ekonomi kami," kata Zhou.

Krisis Eropa yang berlangsung saat ini memang menjadi perhatian dari berbagai kalangan di dunia. Apalagi setelah Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) memperingatkan bahwa nilai tukar sejumlah mata uang Eropa kini dalam bahaya.

"Ketidakseimbangan fiskal di wilayah Eropa yang meningkat dan risiko setiap negara Eropa yang makin mengerikan, serta merusak stabilitas, pertumbuhan, dan tingkat pengangguran juga mengancam pada keberlanjutan ekonomi dan keuangan Uni Eropa," papar laporan yang pernah dikeluarkan ECB. (art)

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi
Anak selebgram Aghnia Punjabi dianiaya

Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diduga Dianiaya Pengasuh, Badan Diduduki hingga Kepala Dibanting

Anak selebgram Aghnia Punjabi diduga dianiaya pengasuh. Wajah anaknya babak belur. Mata kiri lebam, bekas luka di daun telinga, dan bibir juga terluka.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024