Bagaimana Bisnis Apple Pasca Steve Meninggal

Pendiri Apple, Steve Jobs
Sumber :
  • REUTERS/Robert Galbraith/Files

VIVAnews - Pasca kematian salah satu pendiri Apple Inc, Steve Jobs, bisnis perusahaan teknologi informasi kini dianggap berada di perempatan jalan. Pihak perusahaan dituntut memutuskan untuk tetap menjalankan bisnis seperti biasa atau waktunya untuk membuat perubahan besar.

Satu pertanda mengenai masa depan Apple tersebut salah satunya akan ditentukan dengan kebijakan perusahaan apakah akan memilih pemimpin perusahaan yang independen dan menambah jumlah direksi.

"Pesan lama dulu berbunyi 'percaya Steve'. Pesan baru nanti harus berbunyi 'percaya pada tim'. Kini bukan lagi saatnya mengkultuskan pribadi," kata Profesor Corporate Governance dari Boston University School of Management Jim POst seperti dikutip dari reuters.com, Jumat, 7 Oktober 2011.

Post menyatakan jumlah direksi Apple ke depan harus ditambah lebih banyak. Apple juga harus menambah pekerja berbakat yang lebih independen. "Orang yang tidak hidup dibawah bayang-bayang Steve," katanya.

Jadwal Apple untuk mencari pimpinan yang baru hingga kini memang tidak jelas. Juru bicara Apple juga menolak untuk memberikan komentar. Sebelumnya, Apple tidak memiliki seroang chairman dan hanya dipimpin oleh co-lead directors.

Apple sejak lama telah banyak dikritik karena dianggap tidak terbuka, terutama mengenai penerus pimpinan perusahaan setelah Steve Jobs sebelumnya positif mengidap kanker pankreas.

Jobs juga dilaporkan telah membuat direksi Apple berada dalam ketertutupan dalam jangka waktu cukup lama. Bahkan, pimpinan Google eric Schmidt dan mantan direktur Apple mengungkapkan betapa rumitnya bekerja bersama Jobs.

CEO Apple saat ini, Tim Cook, yang kabarnya akan digadang untuk menjadi pimpinan CEO, juga dipertanyakan kemampuannya untuk saat ini.

"Terlalu banyak yang harus dia kerjakan saat ini," kata Analis dari Jefferies & Co Peter Misek.

Direksi Apple yang kini diisi oleh tujuh orang, merupakan salah satu yang terkecil di industri sejenis. Sebagian besar perusahaan sejenis Apple memiliki paling tidak 10 orang direksi.

"Lebih mirip seperti Disney, pendiri Apple adalah mereknya. Dia adalah Mickey Mouse-nya, dia dulu seperti Betty Crocker bagi mereka," ujar Ahli corporate Governance Nell Minow dari GovernanceMetrics International. "Mereka harus menggantinya dalam lima cara berbeda."

Jumlah direksi yang lebih besar dianggap akan menambah pengalaman sekaligus diversifikasi Apple.

Pemimpin yang independen juga akan membantu perusahaan tetap memperoleh dukungan investor, menguji setiap keputusan, serta membantu Apple berada dalam barisan di tengah kompetitis bisnis elektrok yang sangat kompetitif.

Qualcomm Snapdragon X Plus, Chipset Pendukung Laptop AI
Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) mengadili kasus pelanggaran etik

Hakim Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Kode Etik Meski Punya Jabatan di Asosiasi Pengajar HTN

Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyatakan Hakim Konstitusi M. Guntur Hamzah tak terbukti melanggar kode etik dan perilaku hakim konstitusi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024