- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mengingatkan para pimpinan kementerian atau lembaga mewaspadai lima area di saat terjadinya ketidakpastian perekonomian global saat ini.
Berikut, lima area yang mesti diwaspadai demi menjaga dampak krisis global tersebut.
Pertama, intensifikasi risiko atau early warning signal di Eropa. Kedua, early warning signal di Amerika. Ketiga, kemungkinan terjadinya shock di global sovereign debt. Keempat, ancaman overheating di negara berkembang.
"Dan terakhir, yakni risiko di Timur Tengah," kata Agus saat memberikan kata sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Penyelesaian Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2012 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin 17 Oktober 2011.
Pemerintah, menurut Agus, juga mengkhawatirkan perubahan asumsi pada harga jual minyak dan target lifting harian akibat krisis global.
"Asumsi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) US$90 per barel, padahal sekarang di kisaran US$100 per barel. Sekitar 1-2 bulan lalu selalu di atas US$110 per barel. Lifting sejauh ini tidak pernah mencapai di atas 950 juta barel per hari, bahkan di bawah," tuturnya. (art)