Gelar Trade Expo, Ini Target Kemendag

Mendag, Mari Elka Pangestu
Sumber :
  • ANTARA/Reuters-Daniel Munoz

VIVAnews - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar pameran perdagangan terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia (TEI) ke-26. Pameran yang mengusung tema Indonesia Memukau, akan diselenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran, 19-23 Oktober. Kementerian Perdagangan menargetkan transaksi US$380 juta dengan jumlah pembeli 8.300 orang.

"Target peserta umum sebanyak 850 perusahaan serta pengunjung diperkirakan mencapai 25 ribu orang," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Hesti Indah Kresnarini, saat konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 17 Oktober 2011.

Hesti mengatakan, di tengah ancaman krisis ekonomi global saat ini, ajang TEI menjadi salah satu faktor kunci untuk meningkatkan perdagangan Indonesia ke sejumlah negara. Kendati dampak krisis finansial di Amerika dan Eropa Barat sedikit memengaruhi perekonomian Indonesia, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

Penurunan permintaan di sejumlah pasar utama, menurut Hesti, tidak akan begitu berdampak pada pasar ekspor Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya diversifikasi negara tujuan ekspor yang digencarkan pemerintah.

"Kami tetap optimistis prospek TEI kali ini masih akan bagus. Koreksi pada negara-negara tradisional dapat tergantikan dengan peningkatan di sejumlah pasar baru, sehingga permintaan akan produk Indonesia tidak akan mengalami koreksi yang tajam," kata Hesti.

Trade Expo Indonesia adalah pameran B to B produk Indonesia terbaik berskala internasional yang ditujukan bagi  buyer (pembeli) asing. Selain untuk meningkatkan transaksi dagang, pameran digelar untuk mencari dan meningkatkan peluang di pasar-pasar baru sambil mempertahankan pasar tradisional.

TEI, kata Hesti, merupakan bentuk upaya konkret pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekspor melalui penguatan citra positif Indonesia di mata dunia. Sejumlah produk ekspor utama, unggulan, dan jasa serta berbagai produk potensial akan dipamerkan kepada calon  buyer.

"Tujuannya untuk mempromosikan produk-produk terbaik yang kami miliki, produk jasa, konstruksi, Teknologi Informasi, dan tenaga kerja terampil, mempercepat pengembangan ekonomi kreatif, karena terbukti share terhadap produk domestik bruto (PDB) dan ekspor cukup baik," ungkapnya.

Produk berkualitas yang diakui dunia, lanjut Hesti, karena teknologi, desain, inovasi, dan keunikannya akan berdampak positif terhadap citra suatu bangsa. Dari situ akan terbentuk  nation branding yang kuat dan akan berdampak pada peningkatan ekspor.

Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, transaksi TEI terus meningkat. Kendati dampak krisis global sempat memukul Indonesia pada 2008 dan koreksinya berlanjut hingga 2009, nyatanya nilai transaksi TEI masih mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan juga tampak dari segi jumlah pembeli. Dalam tujuh tahun terakhir tren pertumbuhan transaksi TEI berada pada kisaran 1,21 persen, sementara tren jumlah pembeli mengalami pertumbuhan sekitar 1,22 persen.

Pada TEI 2010 lalu Kementerian Perdagangan menargetkan transaksi bisnis US$300 juta. Nyatanya realisasi transaksi TEI tercatat lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yakni mencapai US$369,3 juta.

"Karena tren yang selalu meningkat, kami optimistis dapat mencapai target US$380 juta tahun 2011 ini," ungkap Hesti.

Lebih lanjut, Hesti menekankan perolehan transaksi selama pameran bukanlah indikasi utama dari keberhasilan kegiatan ini. Nilai kesepakatan langsung yang dicapai dalam transaksi TEI diyakini jauh lebih kecil dibandingkan kontrak bisnis yang dilakukan antara buyer dan perusahaan terkait melalui  B to B , selepas pameran berlangsung.

Peserta pameran pada tahun ini terbagi menjadi tiga kelompok dan akan menempati areal seluas 34.000 m2. Produk utama, produk potensial, dan produk jasa potensial. Produk utama terdiri atas udang, kopi, minyak, kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, elektronika, komponen kendaraan bermotor, dan furnitur.

Produk potensial terdiri dari  kerajinan, ikan dan ikan olahan,  obat-obatan herbal, serta kulit dan produk kulit. Produk jasa potensial terbagi menjadi konstruksi, teknologi informasi, dan tenaga kerja. Selain itu terdapat sejumlah produk industri kreatif yang akan dipamerkan, terdiri dari 14 subsektor industri kreatif. (eh)

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II
Pepaya

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Buah pepaya yang dibuang oleh pedagang ini diduga dalam kondisi masih layak untuk dikonsumsi dan ada juga yang sudah busuk, sehingga menumpuk diakses jalan depan los buah

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024