- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada 2012. Skenario pembatasan kuota konsumsi akan digunakan demi menekan subsidi BBM.
Menurut Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati, pemerintah memiliki opsi penggunaan 2,5 juta Kilo Liter BBM yang ditandai apabila dalam implementasi terjadi kelebihan dari kuota yang ditetapkan sebesar 38,5 juta KL.
Opsi pembatasan akan dikenakan kepada mobil pribadi. "Pembatasan bisa sesuai rencana, nanti dikaji ulang di APBN-P," ujarnya saat ditemui seusai rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 28 Oktober 2011.
Bila pembatasan ini berhasil, pemerintah dapat mengalokasikan anggaran subsidi ini untuk pembangunan sektor infrastruktur. Mekanisme pembatasan ini berada di tangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang lebih mengerti teknisnya. "Kementerian Keuangan tugasnya hanya berharap proses berjalan baik, kemudian masyarakat dapat menerima dengan baik," tuturnya.
Ketua Badan Anggaran DPR, Melchias Markus Mekeng, mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalokasikan dana sebesar Rp168.559,9 miliar untuk total subsidi energi. Sedangkan kuota volume konsumsi BBM bersubsidi 40 juta KL.
"Sebagian dari total porsi volume premium bersubsidi sebesar 2,5 juta KL akan diblokir dan akan dievaluasi realisasinya dalam APBN-P 2012," katanya.
Terhadap persetujuan penetapan volume premium bersubsidi sebesar 2,5 juta KL, dia mengatakan, Fraksi Golkar memberikan catatan atas persetujuan tersebut karena fraksi berlambang beringin itu mengusulkan sebesar 4 juta KL.
Meiska Angkat Fenomena Istilah Badut dalam Lagu Terbarunya
Lagu Badut menggambarkan kisah seseorang yang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan merugikan dirinya sendiri.
