IMF: Eropa Ancaman Resesi Global

Kantor Pusat Bank Sentral Eropa
Sumber :
  • REUTERS/Ralph Orlowski

VIVAnews - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan zona euro akan terkena resesi 'ringan' pada 2012 setelah area ini memasuki 'fase baru yang berbahaya' menjelang akhir tahun lalu. Hal ini akan mempengaruhi negara lain termasuk Amerika Serikat dan negara-negara berkembang.

Dalam pernyataan pers, IMF menyebutkan, secara keseluruhan aktivitas ekonomi diprediksi diperluas 1,2 persen pada 2012, atau mengalami revisi ke bawah sebesar 0,75 persen dari prediksi akhir September 2011 yaitu 1,9 persen. Prospek pertumbuhan global untuk tahun ini adalah 3,3 persen.

IMF menyatakan Eropa menjadi pusatnya. "Prospek pertumbuhan ekonomi biasa saja dan ini bisa lebih buruk," ujar Konselor Ekonomi IMF, Olivier Blanchard.

Dalam konferensi pers di Washington DC, Blanchard mengatakan pemulihan dunia yang lemah berada dalam bahaya. Pusat dari bahaya itu ada di Eropa. Namun, seluruh dunia akan terkena dampaknya. Ia mengatakan, ada bahaya yang lebih besar jika krisis Eropa diintensifkan. "Dalam kasus ini dunia bisa jatuh ke dalam resesi lagi" ujarnya.

Namun, Blanchart mengatakan kondisi terburuk dapat dihindari dan pemulihan (recovery) dapat diletakkan kembali ke jalur yang tepat. Langkah-langkah dapat diambil, perlu diambil, dan harus diambil segera.

Dalam pidatonya di Berlin, 23 Januari 2012, Managing Director IMF Christine Lagarde meletakkan elemen utama dalam kebijakan ke depan. Eropa berada di pusat perhatian global, membutuhkan pertumbuhan kuat, dan integrasi yang dalam. Namun, ekonomi lain juga memiliki peran penting untuk membantu pemulihan pertumbuhan global.

Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang

Lagarde mengatakan, IMF siap membantu dan berusaha meningkatkan sumber dana pinjaman hingga US$500 miliar.

Dalam laporan itu juga disebutkan, pada 2012-2013, pertumbuhan negara berkembang rata-rata 5,75 persen atau terjadi penurunan signifikan dari 6,75 persen yang diperkirakan pada 2010-2011. Bahkan, turun 0,5 persen lebih rendah dari prediksi September 2011. Hal ini mencerminkan memburuknya lingkungan eksternal dan perlambatan permintaan domestik di negara berkembang.

Meskipun revisi turun sebesar 0,75 persen, pertumbuhan paling cepat bakal dialami negara berkembang di Asia yaitu rata-rata 7,5 persen pada 2012-2013. (art)

Analisis Pengaruh Tentang COVID-19 Terhadap Harga Saham

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

Saham merupakan salah satu opsi investasi yang diminati di Indonesia, khususnya saham blue chip. Saham ini menjadi incaran banyak orang karena bisa untuk jangka panjang.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024