Perusahaan Prajogo Berharap Untung dari Sawit

Prajogo Pangestu
Sumber :
  • Forbes

VIVAnews - Perusahaan milik pengusaha senior Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk berambisi meningkatkan kinerja lini usaha kebun sawit. Bisnis kebun sawit perusahaan kimia ini dilakukan melalui anak usahanya, PT Royal Indo Mandiri.

Diversifikasi usaha kebun sawit diambil untuk menunjang dan menjaga kestabilan bisnis. Inti bisnis Barito Pacific di produksi petrokimia dinilai volatile dan sensitif oleh faktor eksternal.

"Karena itu, kami harus menyeimbangkan dengan portofolio yang lebih stabil seperti kelapa sawit dan CPO," ujar Investor Relation Barito Pacific, Agustino Sudjono di Jakarta, Jumat 8 Juni 2012.

Barito berharap meraih pendapatan dari bisnis sawit sebesar Rp100 miliar pada tahun depan. Dibandingkan dengan tahun ini dan 2011, target itu melonjak signifikan.

"Tahun lalu, pendapatan kami dari sawit hanya Rp5,6 miliar dan tahun ini diharapkan Rp30-40 miliar," kata Direktur Utama PT Royal Indo Mandiri, Reza Andriansyah.

Menurut dia, lompatan pendapatan itu ditopang oleh agenda penanaman kebun sawit dan usia tanaman menghasilkan yang semakin matang. Tanaman menghasilkan pada 2012 diperhitungkan mencapai 2.500 hektare dan target tahun depan seluas 6.000 hektare.

"Usia tanaman kami bervariasi. Mulai penanaman sejak 2006 dan terus berlanjut setiap tahun. Sebagian sudah menghasilkan," katanya.

Buah yang dihasilkan dari kebun ini sekitar 25 ton tandan buah segar, alias lebih tinggi dari rata-rata produksi 18 ton.

Tahun ini, perseroan bakal menanam lahan sawit seluas 2.000 hektare. Hingga akhir kuartal I-2012, lahan yang ditanami akan menjadi 10.450 ha. "Luas lahan kami tepatnya 29.800 ha, masih banyak yang bisa kami kembangkan," ujarnya.

Lokasi kebun berada di Kabupaten Skadal, Kalimantan Barat. Terpencar dalam dua lokasi, masing-masing seluas 20.000 ha dan 9.800 ha.

Khusus untuk penanaman baru, perseroan mengganggarkan investasi sebesar Rp45 juta per hektare. "Itu di luar dana untuk infrastruktur seperti jalan dan perumahan yang mencapai Rp11-12 juta per hektare," ujar Reza.

Sementara itu, kebutuhan dana ekspansi penanaman kebun sawit itu sebagian berasal dari anggaran belanja modal 2012 yang sebesar US$25 juta. Sebesar 65 persen dari investasi itu diperoleh dari pinjaman PT Bank Negara Indonesia Tbk dan sisanya, 35 persen mengandalkan kas internal.

Ekspansi perseroan lainnya ialah membangun dua pabrik kelapa sawit sekaligus tahun ini. "Total investasi untuk pabrik kelapa sawit ini sebesar Rp210 miliar," katanya.

"Kapasitas produksi dua pabrik kelapa sawit sebesar 30 ton per jam dan 60 ton per jam CPO," ujarnya.

Perseroan juga berambisi melakukan integrasi antara perkebunan kelapa sawit, produksi CPO, dan selanjutnya menjadi salah satu bahan baku industri petrokimia. (art)

Setelah 5 Tahun DAY6 Balik Lagi ke Jakarta Ikut Saranghaeyo Indonesia 2024
Ketua MUI Bidang Fatwa MUIĀ Asrorun Niam Sholeh.

MUI Harap Idul Fitri 1 Syawal 1445 H Jadi Momentum Rekonsiliasi Nasional

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan bahwa Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1445 H tahun ini bisa jadi momentum kebersamaan umat muslim di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024