Kreditur Tenang, Debitur Senang

Bank Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - The best predictor of future behavior is past behavior, ungkapan ini  ingin mengatakan prediksi terbaik akan kebiasaan di masa depan adalah dengan melihat kebiasaan di masa lalu. 

Mak Vera Tepati Janji, Datang ke Makam Olga Syahputra Tengah Malam

Makna ungkapan itu, tabiat seseorang di masa lalu menjadi dasar untuk mengetahui perilaku di masa medatang. Demikian pula di industri keuangan, informasi akan kebiasaan seseorang (di masa lalu) dibutuhkan oleh lembaga keuangan dalam mengambil keputusan mengucurkan kredit.  

Dalam praktik, seringkali terjadi asymmetric information, dimana kreditur tidak memiliki informasi memadai dan komprehensif akan calon debitur.  Informasi mengenai siapa sesungguhnya calon debitur dan bagaimana perilakunya termasuk hal yang paling dicari oleh lembaga keuangan. 

Meski Negaranya Tengah Dilanda Aksi Terorisme, Rusia Tetap Kirim 29 Ton Bantuan ke Gaza

Informasi itu penting sebagai dasar kreditur memprediksi kemampuan dan perilaku debitur di masa yang akan datang. Ketiadaan informasi itu akan mengakibatkan keengganan lembaga keuangan memberikan kredit.  Walaupun bisa saja kemampuan membayar atau prospek usahanya diperkirakan cukup tinggi. Kreditur tidak akan mempertaruhkan dananya pada debitur yang tidak dikenal untuk menghindari terjadinya “salah pilih” (adverse selection) calon debitur. 

Untuk  itulah, muncul pemikiran untuk membangun sebuah lembaga yang dapat menyediakan informasi terkait profil dan rekam jejak perilaku pembayaran debitur. Lembaga yang menyediakan informasi tersebut seringkali disebut Biro Kredit (credit bureau).  

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Produk utama Biro Kredit adalah laporan kredit (credit report) dan informasi tentang profil debitur (perseorangan atau badan usaha) dan catatan pembayaran debitur posisi terakhir. Namun bisa juga laporan kredit berupa info tentang negative atau positive list debitur

Di Indonesia, lembaga semacam Biro Kredit dikelola oleh Bank Indonesia dengan nama Biro Informasi Kredit (BIK).  Sama seperti Biro Kredit, BIK pun berfungsi sebagai pengelola informasi rekam jejak debitur. Informasi diperoleh BIK dari lembaga keuangan yang wajib menyampaikannya kepada BIK setiap bulan dan bila mengabaikan, ada sanksinya. 

Tujuan BIK adalah untuk mempercepat penciptaan efisiensi perkreditan di tanah air yang muaranya memperluas akses pembiayaan kepada publik. Dalam menjalankan fungsinya untuk menghimpun dan mendistribusikan data debitur, BIK menggunakan suatu  sistem  yang disebut  Sistem Informasi Debitur (SID).  Produk SID berupa credit report yang  dinamakan Informasi  Debitur Individual (IDI) Historis yang berisi informasi  negative dan  positive  list terkait profil dan rekam jejak debitur selama dua tahun berturut-turut. 

Lantas mengapa lembaga keuangan perlu IDI Historis? Banyak manfaat dengan kehadiran IDI Historis, berbekal informasi debitur yang lengkap dan akurat, lembaga keuangan akan memiliki informasi yang menjadi dasar pertimbangan dalam mengucurkan kredit sehingga tidak salah pilih (adverse selection) calon debitur. 

Proses analisis dan pengambilan keputusan pemberian kredit menjadi lebih cepat dan berkualitas. Implikasinya, selain hal ini akan mendorong efisiensi biaya operasional industri keuangan, tingkat risiko kredit bermasalah di masa mendatang juga dapat diturunkan. 

IDI juga akan membantu debitur yang memiliki reputasi baik untuk lebih mudah mendapatkan akses ke kredit (access to finance). Untuk itu, debitur perlu berhati-hati dalam menjaga nama baik, misalnya, dengan tidak pernah ngemplang utang  atau terlambat membayar cicilan kredit yang dapat berakibat pada buruknya rekam jejak si debitur. 

Bila rekam jejak debitur okay, ketergantungan pemberi kredit kepada agunan konvensional dapat dikurangi dengan merujuk pada kredibilitasnya, seperti  proses pengucuran kredit tanpa agunan (KTA) yang marak akhir-akhir ini banyak mengandalkan pada rekam jejak debitur di IDI Historis

Nah, kalau demikian, kehadiran IDI Historis selain memberi manfaat bagi debitur juga akan meningkatkan kualitas proses pengucuran kredit dalam koridor kehati-hatian. Pada akhirnya ini akan mendorong terbangunnya industri keuangan yang sehat, kuat dan efisien dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan yang ujung-ujungnya menjadi roda penggerak laju pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. (WEBTORIAL)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya