Aburizal Bakrie Bicara Kesenjangan Ekonomi

Aburizal Bakrie di Pembukaan Rakornis Pemenangan Pemilu Wil. Jawa I
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengapresiasi prestasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dia, pertumbuhan itu harus diapresiasi, karena Indonesia menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi kedua setelah China. 
Otto Hasibuan Klaim Pemilu 2024 Paling Damai, Bukan Paling Buruk

Namun, Aburizal mengingatkan, yang juga harus diperhatikan adalah pada saat yang sama tingkat kesenjangan sosial justru bertambah. Pertumbuhan seperti itu hanya menciptakan segelintir orang superkaya, namun tidak dinikmati secara merata oleh masyarakat.
Jelang Lebaran, Irish Bella Ajarkan Anak Cara Bedakan Nominal Uang THR

"Jadi, ekonomi bertumbuh tetapi disparitas (kesenjangan sosial-ekonomi) bertambah," kata Aburizal dalam pemaparan konsep pembangunan jangka panjang Indonesia yang disebut "Visi Pembangunan 2045", di hadapan mahasiswa dan akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Rabu, 27 Maret 2013.
Gunung Kidul Yogyakarta Diguncang Gempa, Getaran Terasa hingga Pacitan

Dalam konsep negara kesejahteraan yang digagas Partai Golkar, menurut Aburizal, negara memang harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebab, pemerintah memerlukan perekonomian yang kuat untuk membiayai pembangunan.

Tetapi, Aburizal menambahkan, hal yang tak boleh dilupakan adalah pemerataan atas hasil dari pertumbuhan ekonomi itu. Negara berkewajiban melakukan intervensi terhadap pertumbuhan ekonomi dan tidak boleh menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.

Intervensi tersebut penting dilakukan agar pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh seluruh rakyat, tidak hanya segelintir orang kaya. Perekonomian harus diutamakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Golkar, seperti dipaparkan Aburizal, menginginkan agar pertumbuhan ekonomi dapat diarahkan untuk membiayai sedikitnya tiga sektor, yakni pendidikan, jaminan kesehatan, dan pembangunan desa.

Pendidikan harus dibuat gratis sekurang-kurangnya untuk jenjang sekolah dasar dan menengah. "Harus benar-benar gratis semuanya, agar negara menjamin semua anak Indonesia dapat memperoleh pendidikan," tuturnya.

Aburizal telah menghitung perkiraan anggaran pendidikan gratis yang mencapai sekitar Rp24 triliun. Angka itu tergolong kecil dibanding anggaran untuk subsidi bahan bakar minyak yang mencapai Rp250 triliun.

"Padahal, delapan puluh persen subsidi itu tidak tepat sasaran, dan hanya dinikmati orang-orang kaya," imbuhnya.

Sektor berikutnya adalah jaminan kesehatan. Pemerintah harus menjamin agar masyarakat tidak dipungut biaya untuk berobat di seluruh rumah sakit di Indonesia. Karena itu, program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) harus menjangkau lebih banyak masyarakat.

Terakhir adalah pembangunan desa. Menurut Aburizal, pembangunan desa harus diarahkan pada pembangunan infrastruktur demi mendukung pertumbuhan ekonomi desa.

"Pembangunan infrastruktur desa harus dilakukan oleh pemerintah, bukan oleh swasta, karena targetnya adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi desa," jelas calon presiden yang diusung Partai Golkar itu. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya