Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah dari Batik Musim Dingin

Tina dan batik kreasinya
Sumber :
  • VIVAnews/Arie Dwi Budiawati

VIVAnews - Tina mengkreasikan batik menjadi pakaian musim dingin. Dia berhasil mengumpulkan pendapatan puluhan juta per bulannya.

Ketika ditemui VIVAnews di pameran Adiwastra, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, pekan lalu, Tina mulai membuat batik musim dingin pada awal Januari 2014. Idenya ini tercetus ketika para pembeli dari Benua Biru meminta variasi lain.

"Kebetulan ada pelanggan dari Eropa yang biasanya dikirimi slembong (sebutan kain pantai) yang kuyur (bahannya jatuh). Mereka ingin mempromosikan batik, tetapi tidak hanya slembong," kata Tina.

Lalu, Tina membuat batik musim dingin. Bentuknya sama dengan pakaian-pakaian batik yang biasa. Yang jadi pembeda adalah lapisan dalam baju (furing). Misalnya jas, dia melapisi jas batik biasa, dengan kain tricot, sedangkan jas musim dingin dilapisi dengan kain batik tenun.

"Jadinya, lebih tebal," kata dia.

Tina menuturkan, pembeli produknya itu berasal dari Jerman, Swiss, dan Belanda. Ada juga warga Australia yang melirik batiknya. Orang Eropa pun, lanjut perempuan asal Sidoarjo ini, menyukai warna-warna yang lembut, seperti indigo dan sogan. Kemudian, mereka juga menginginkan pakaian mereka ada "pasangannya."

"Mereka suka kalau ada pasangannya, misalnya sama tas batik. Jadi, pembeli maunya dipaketkan, misalnya baju sama tas laptop," kata Tina.

Tetapi, koleksi batik musim dingin ini hanya terbatas dan tidak didesain untuk dalam negeri. Tina pun hanya membuatkan pakaian itu kalau ada pesanan dan desain itu berbeda-beda.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

"Mereka tidak mau dikembari," kata dia.

Berapa harga per potong?
Bahan untuk membuat pakaian bervariasi, mulai dari katun hingga sutera China. Harga pakaian musim dingin ini pun mulai Rp500 ribu hingga Rp1 juta per potong. Setiap bulan, Tina menerima pesanan hingga 100 potong pakaian batik musim dingin.

Sebenarnya, Tina tidak hanya menjual pakaian batik koleksi musim dingin, tetapi juga mulai pakaian sehari-hari, jas, dan kain bahan.

"Dari bahan sampai baju pun ada. Harganya dari Rp50.000 untuk batik cap sampai Rp2,5 juta. Ada juga batik sutera yang harganya Rp5 juta," kata wanita yang mulai berbisnis sejak 2007 itu.

Dulu, saat mulai berbisnis, modal awal yang dia keluarkan Rp5 juta, kini modalnya berlipat hingga ratusan juta. Omzetnya pun sebesar Rp25 juta per bulan.

"Tetapi, kalau ada pesanan batik musim dingin, omzetnya jadi Rp70 juta," kata dia.

Kalau tertarik, Anda bisa mengunjungi Royal Plaza Lantai U5 Blok F3 No. 22-23, Surabaya atau bisa mendatangi workshop di Vexsen Workshop, Jetis 3/122, Sidoarjo.

Soal PKB Gabung di Pemerintahan Prabowo, Cak Imin: Sudah Cethowelo-welo, Jelas Terpampang

Pemilik usaha "Batik Tulis Denmas Sidoarjo" ini tidak hanya menyediakan pakaian batik berwarna kalem, tetapi juga pakaian berwarna cerah.

Pewarnanya pun ada yang dari bahan alami dan sintesis. Anda juga bisa mengontaknya lewat alamat e-mail warungbatik@yahoo.co.id atau situs www.batikdenmas.portalsip.com.

"Minimal pesan satu kodi (20 pieces)," kata dia. (art)

Sekjen Kemenag Ali Ramdhani dan Plt Dirjen Pendidikan Islam bertemu Direktur IEP

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

Pembahasan rencana bersinergi ini berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024