Miliki Target, Wanita Ini Lebih Cepat Sukses Jadi Miliarder

Elizabeth Holmes, Founder Theranos Wellnes Center
Sumber :
  • BBC.com

VIVAnews - Dalam setiap generasi, pasti ada beberapa pengusaha elit yang bisnisnya terus meroket seiring dengan usahanya membuat kemajuan.

Beberapa miliarder banyak memberikan inspirasi kepada khalayak untuk meniru sikap dan kerja keras mereka. Seperti misalnya Warren Buffett, Oprah Winfrey, Steve Jobs, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg.

Mereka adalah para miliarder yang mendapatkan kekayaan berkat usaha kerasnya sendiri mulai dari nol. Mereka pernah mengalami masa-masa sulit dan berhasil melewatinya.

Dikutip dari laman Business Insider, Senin 8 Desember 2014, Elizabeth Holmes, miliarder wanita yang memiliki perjalanan yang lumayan cepat menjadi seorang miliarder.

Sebagian besar pemilik start-up, pasti menunggu-nunggu produk yang mereka ciptakan banyak dipakai konsumen dan masuk dalam pemberitaan. Mereka butuh pasar untuk mengembangkan ide mereka.

Jokowi Adakan Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Mereka membutuhkan indutri yang serius dan membutuhkan investor untuk mendanai pengembangan start-upnya itu.

Holmes pun memiliki kisah tersendiri. Saat di SMA, secara autodidak ia belajar bahasa Mandarin dan menjual komputernya untuk biaya ke universitas di Tiongkok.

Setelah itu, dia kemudian melanjutkan kuliah di Stanford University mengambil jurusan Teknik Kimia, di mana untuk pertama kalinya ia mengajukan hak patennya. Dia kemudian melakukan perjalanan ke Singapura untuk bekerja di virus SARS.

Menjelang tahun kedua di Stanford University, dia memutuskan untuk keluar demi mengejar mimpinya untuk menemukan obat perintis dan memasang sebuah target.

Theranos, perusahaan yang ia dirikan, menjadi titik balik keinginannya membuat perubahan besar untuk dunia.

Holmes menghabiskan waktu hingga 11 tahun untuk bisa mengembangkan teknologi pengujian darah revolusioner, di mana setetes darah bisa digunakan untuk mendiagnosa berbagai penyakit.

Jika teknologi ciptaannya ini sudah bisa menjangkau seluruh dunia, bisa dipastikan pemeriksaan darah lebih bisa menghemat biaya, pasien juga tidak perlu ke laboratorium, karena bisa dilakukan di apotek.

Teknologi tes darah memang belum pernah dikembangkan lagi sejak 1960-an. Holmes berhasil memanfaatkan dengan baik peluang itu. Ia bahkan, secara tak terduga, tidak ingin membiarkan pesaingnya menangkap apa yang sedang dia kerjakan.

Sekarang, dalam usianya yang ke-30 tahun, Holmes adalah pemilik 50 persen perusahaan yang memiliki nilai U$9 miliar. (asp)

Bea Cukai musnahkan ratusan ballpress pakaian bekas

Bea Cukai Musnahkan Pakaian Bekas Bernilai Ratusan Juta di Yogyakarta

Bea Cukai Yogyakarta musnahkan ratusan ballpress pakaian bekas hasil penindakan di salah satu gudang PT KOOC Kreasi.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024