Indonesia Waspadai Pelemahan Ekonomi Tiongkok

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id -
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Pemerintah tetap mewaspadai perkembangan ekonomi global dalam kaitannya dengan pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional. Selain rencana penarikan stimulus moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat, pemerintah juga mewaspadai pelemahan ekonomi Tiongkok yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
“Yang juga kita harus waspadai adalah pelemahan ekonomi Tiongkok yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, yang pasti akan mempengaruhi besaran ekspor kita ke Tiongkok sebagai salah satu pembeli terbesar dari produk-produk Indonesia,” ujari Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, dalam rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat yang membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 pada Senin 19 Januari 2015.

Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?
Selain itu, Bambang menyampaikan, pemerintah juga dihadapkan pada masalah penurunan harga minyak dunia yang cukup signifikan, yang turut berimbas pada penurunan harga komoditas. Padahal, katanya, ekspor Indonesia saat ini masih didominasi oleh ekspor komoditas, sehingga penurunan harga komoditas, baik sektor pertambangan maupun perkebunan, dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

“Kami perkirakan ekspor di 2015, khususnya ekspor komoditas primer yang mendominasi ekspor Indonesia tidak akan terlalu baik prospeknya, karena harganya yang memang masih rendah,” tuturnya.

Bambang pun mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 akan berada di kisaran 5,2 persen. Demikian proyeksi dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Selain itu, Bank Dunia juga memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh sekitar 5,2 persen. “ADB (Asian Development Bank) sedikit lebih optimis pada 5,6 persen, sedangkan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) pada 5,2 persen,” ungkapnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya