Ekspor Jepang Tertinggi dalam Setahun

Poster PM Jepang Shinzo Abe, yang juga pemimpin Partai Demokratik Liberal.
Sumber :
  • REUTERS/Toru Hanai

VIVA.co.id - Ekspor Jepang secara tahunan tumbuh paling signifikan pada Desember. Pelemahan yen dan peningkatan penjualan luar negeri, terutama ke Amerika Serikat, menjadi faktor yang mendorong kenaikan ekspor Jepang pada akhir tahun.

Rupiah Berpotensi Menguat Meski Terbatas

Ini menjadi sinyalemen yang menggembirakan bagi negara yang dilanda resesi itu, meskipun masih terdapat keraguan terhadap kekuatan konsumsi global.

Seperti diberitakan Reuters, Senin 26 Januari 2015, data yang dirilis Departemen Keuangan Jepang menunjukkan bahwa ekspor Jepang Desember lalu naik 12,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan keempat kalinya pertumbuhan ekspor dalam empat bulan berturut-turut. Situasi ini dipengaruhi oleh pengiriman mobil ke AS dan produk elektronik ke Tiongkok.

Pemulihan ekspor bisa menjadi sumber kenyamanan bagi Perdana Menteri Shinzo Abe yang sedang gigih menggenjot pertumbuhan, setelah kebijakannya pada April tahun lalu yang menaikkan pajak penjualan membuat Jepang melaju ke dalam resesi.

Namun, prospek ekonomi global yang sebagian besar begitu suram juga dikhawatirkan berdampak kepada perdagangan luar negeri Jepang. Permintaan luar negeri ditengarai dapat menurun dengan situasi pelambatan ekonomi global, kecuali AS.

Selain itu, harga minyak dunia yang merosot hingga di bawah US$50 per barel memicu kecemasan terkait potensi penurunan tingkat konsumsi global dan deflasi.

Di sisi lain, kenaikan impor ternyata tidak sebesar yang diprediksikan sebelumnya. Neraca perdagangan Jepang pun masih mencatat defisit untuk rekor 30 bulan berturut-turut.

"Ekspor telah melonjak, tapi saya ragu apakah mereka akan bisa melesat karena ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global," ujar Takeshi Minami, ekonom dari Norinchukin Research Institute.

Data itu juga menunjukkan ekspor AS pada Desember naik 23,7 persen dalam setahun, sedangkan Tiongkok meningkat 4,3 persen.

Perdagangan ke Asia, yang berkontribusi lebih dari setengah penghasilan ekspor Jepang, untuk Desember tumbuh 11,0 persen dalam setahun. Adapun ekspor ke Uni Eropa tercatat naik 6,8 persen.

Secara keseluruhan, kinerja impor per Desember naik 1,9 persen, sedangkan kalangan analis sebelumnya memperkirakan peningkatan 2,3 persen. Impor turun tajam karena kejatuhan harga minyak mentah yang memangkas nilai pembelian. Kondisi ini memberikan penghematan anggaran Jepang hampir 50 persen dibanding Desember tahun lalu.

Defisit perdagangan Jepang dalam setahun penuh mencapai 12,78 triliun yen. Sebagian besar disumbang impor yang tinggi pada gas alam cair sebagai bahan bakar dan energi tambahan untuk mengompensasi penutupan semua fasilitas nuklir untuk pemeriksaan keamanan setelah bencana Fukushima pada 2011. (art)

Baca juga:

Papan menampilkan indeks Nikkei

Bursa Jepang Jadi Sorotan, Ini Penyebabnya

Bank sentral di kawasan utak-atik kebijakan.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016