VIVA.co.id - Komite Etik Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ((PHRI) Yogyakarta menemukan sedikitnya lima hotel berbintang yang melakukan praktik usaha tidak sehat. Hotel tersebut memberikan diskon hingga penawaran harga di bawah tarif batas bawah.
"Ada lima hotel yang sudah kita tegur. Kita belum bisa memberikan sanksi tegas karena terbentur belum adanya aturan," kata Ketua PHRI DIY, Istijab Danu Nagoro kepada VIVA.co.id,Jumat 13 Februari 2015.
Menurutnya lima hotel tersebut semua berada di kawasan Prawirotaman, yang lebih banyak tamunya dari kalangan wisatawan asing yang terkenal harganya murah.
"Untuk tarif batas bawah hotel bintang lima sebesar Rp500 ribu, hotel bintang 4 sebesar Rp400 ribu, hotel bintang 3 sebesar Rp300 ribu, hotel bintang 2 dan 1 sebesar Rp250 ribu dan 200 ribu," ungkapnya.
Istijab menjelaskan, persaingan negatif tersebut terjadi akibat maraknya pendirian hotel baru di Yogyakarta dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.
"Ketika kamar hotel banyak tersedia dan tamu sepi maka manajemen akan banting harga agar ada pemasukan dan mampu membayar utang per bulannya," jelasnya.
Lebih jauh, Istijab mengungkapkan bahwa keberadaan komite etik PHRI DIY diharapkan ada jaringan dengan lembaga yang mengawasi persaingan usaha ke depannya. Sehingga ada sanksi yang dapat diberikan agar memiliki efek jera.
"Kalau hanya sanksi norma pasti manajemen perusahaan akan melanggar," tambahnya.
Baca juga:
Tujuh Hotel dengan Layanan Paling Mewah
Salah satunya ada di London, Inggris.
