Produk Organik Indonesia Diminati Eropa

Produk Organik Indonesia Diminati Eropa
Sumber :
  • Dwi Anoraganingrum/Nuernberg
VIVA.co.id
Khasiat Utama Makanan Organik
- Produk organik Indonesia memiliki prospek besar di pasar negara-negara Erpoa, terutama Jerman. Di negeri itu, produk organik yang berorientasi lingkungan telah menjadi gaya hidup. Tak hanya pangan tetapi juga minuman, kosmetik, pakaian, sepatu hingga mainan anak-anak.
Produk Organik Indonesia Diminati Eropa

Dalam sebuah BioFach, pameran dagang pangan organik terbesar dunia, di Nuernberg, Jerman, pada 11-14 Februari 2015, produk organik unggulan Indonesia diminati pasar Eropa. Di antaranya, kacang mete, lada hitam, lada putih, pala, cengkih, gula kelapa, teh, salak, minyak kelapa, jahe merah bubuk, gula aren dan beras.
Ngeri, Pemain yang Ngebet Bela Timnas Indonesia Bawa Crystal Palace Pecundangi Liverpool di Anfield


Sebanyak sembilan perusahaan produk organik Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran itu pun telah menerima banyak pesanan dari sejumlah importir. Empat perusahaan di antaranya berada di paviliun Indonesia, yang merupakan hasil kerja sama Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin, Kementerian Pertanian dan Indonesian Trade Promotion Centre Hamburg. Lima perusahaan lain tergabung dalam paviliun SIPPO, organisasi bantuan Swiss bagi perusahaan atau koperasi skala kecil dari seluruh dunia.

Peserta di paviliun Indonesia terdiri dari CV Multi Rempah Sulawesi, PT Coco Sugar Indonesia, Sleman Salacca Farmer dan PT Rembyung Sakha. Beberapa eksportir mengaku telah mendapatkan pesanan sesuai kapasitas produksi tahun 2015 di hari kedua pameran.


Meski mengikuti pameran di Jerman, pesanan tidak hanya dari Jerman, namun juga dari hampir seluruh negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok, Kanada, Korea, dan Jepang.


Pesanan


Produk unggulan teh dari perkebunan teh organik Bukit Sari, misalnya, yang telah dipesan oleh 150 importir. Belum semua pesanan disanggupi karena harus terlebih dahulu diseleksi sehingga didapat mitra importir yang sungguh-sungguh dan dipercaya.


Megan Sun, dari PT Rembyung Sakha, membawa produk unggulan gula aren dan kacang mete Flores. Ia mengatakan bahwa para calon pembeli yang serius selalu ingin mengetahui di mana produknya dibuat dan prosesnya. Saat mereka tahu bahwa gula aren yang ia bawa diambil dari tanaman di hutan tanpa pestisida, dideres langsung di hutan pedalaman Banten, mereka sangat tertarik.


Menurut Megan, sebetulnya Indonesia memiliki peluang besar untuk ikut bermain di pasar dunia. “Namun perlu banyak bantuan dari pemerintah. Setidaknya membantu para perusahaan distributor atau eksportir berpameran di sini. Ini untuk kesejahteraan para petani,” ujarnya.


Peluang Indonesia untuk masuk ke pasar organik dunia sangat beragam, misalnya, untuk lada organik. Menurut pengamatan Iwan Tosali dari CV Multi Rempah Sulawesi, tanaman lada organik dunia didominasi lada asal India, Vietnam, dan Tiongkok.


“Namun di sejumlah kasus, masih juga ditemukan unsur kimia pada lada mereka. Ini sebetulnya kesempatan bagi Indonesia untuk memenuhi celah tersebut. Tapi ini masih perlu waktu bagi petani lada Indonesia mengubah ladangnya menjadi organik dan proses sertifikasi,” katanya.


Kunci


Wakil Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg, M. Fadjar,  mengatakan bahwa salah satu kunci menembus pasar organik di Jerman adalah terus berpartisipasi pada pameran dan memiliki sertifikat organik Uni Eropa. “Selain itu tentu juga faktor konsistensi kualitas serta kapasitas produksi juga perlu diperhatikan sebelum menerima
order
(pesanan) dari
buyer
(pembeli).”


Pameran itu tidak hanya menjual produk organik namun juga mampu menarik peluang minat investor produk organik dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan India. Peluang pesanan yang diperoleh hingga akhir pameran dari peserta di paviliun Indonesia telah mencapai 7 juta dolar Amerika Serikat.


BioFach 2015 diikuti 2.348 perusahaan dari sejumlah negara. Pameran itu dikunjungi lebih 44 ribu orang dari 136 negara. Para produsen, eksportir, importir, dan distributor produk organik dunia bertemu dalam pameran itu.


Di Jerman kini menjamur toko dan swalayan khusus pangan organik. Hampir setiap supermarket memililki rak khusus pangan organik. Pada tahun 2012 tercatat ada 2.361 toko yang menjual pangan organik, termasuk 478 di antaranya swalayan khusus pangan organik. Di tahun itu, tercatat 41 swalayan khusus organik dibuka.


Minat utama masih berkisar pada bahan pangan pokok seperti telur, daging, tepung, susu dan keju. Namun belakangan permintaan seperti rempah rempah dan makanan olahan terus meningkat. Tercatat nilai penjualan produk organik di Jerman meningkat dari 7.55 miliar euro di tahun 2013 menjadi 7.91 miliar euro di tahun 2014.



Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya