DPR: Kelangkaan Beras Modus Lama Spekulan Tekan Pemerintah

Menteri KP Edhy Prabowo.
Sumber :
VIVA.co.id
Jokowi Tak Puas Harga Beras Cuma Turun 1,1 Persen
- Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Edhy Prabowo, mencurigai ulah spekulan di balik kelangkaan beras yang menyebabkan harga komoditas itu naik. Menurut dia, spekulan mencoba menekan pemerintah untuk membuka keran impor beras.
Harga Gabah Timpang, Peran Bulog Diminta Ditingkatkan

"Saya curiga ini permainan para spekulan. Tujuannya menakut-nakuti pemerintah agar terdesak dan membuka keran impor beras. Ini permainan lama," kata Edhy melalui siaran pers yang diterima
Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras
VIVA.co.id , Rabu, 25 Februari 2015.


Edhy mengimbau semua pihak tidak terburu-buru menuduh Bulog tak becus mengelola beras. Sebab, saat ini Bulog hanya mengelola 14 persen dari seluruh distribusi beras. Selebihnya, 86 persen beras dikuasai pasar atau swasta.


"Kecuali beras yang dikelola Bulog 86 persen dan harga menjadi mahal, itu baru salah mereka. Kita harus jernih menyikapi persoalan ini," katanya.


Politikus Parta Gerindra itu mengaku sudah mendapat kabar dari menteri pertanian bahwa dalam waktu dekat akan ada gabah panen sebanyak 1,3 juta ton di Jawa Tengah. Artinya, persedian beras di Tanah Air sejauh ini masih dalam kondisi aman.


"Daripada menyalahkan Bulog, lebih baik pemerintah mengerahkan secara maksimal aparatnya untuk mencari para spekulan beras. Kalau perlu kerahkan intelijen dan cari tahu di mana beras itu berada," katanya.


Ia meminta pemerintah tidak terpengaruh berbagai desakan spekulan yang berupaya membuka keran impor beras. Menurut dia, langkah Kementerian Pertanian yang menahan keran impor hingga kini sudah tepat.


"Kami tetap mengapresiasi langkah mentan yang konsisten tidak membuka keran impor beras. Kalau sampai pemerintah panik dan membuka impor beras, kami akan menolak habis-habisan. Sebab, impor hanya akan menyengsarakan para petani. Kami di DPR akan terus
support
pemerintah agar tak melakukan impor beras," katanya. (art)


Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya