- Forbes
VIVA.co.id - Industri pertambangan batubara Amerika Serikat saat ini memang terus melesu. Harganya terus anjlok.
Baru-baru ini taipan perusahaan batubara terkemuka di AS memutuskan untuk melakukan merger perusahaan. Miliarder Chris Cline (57) mendapatkan US$1,4 miliar tunai dengan menyerahkan 50 persen saham Foresight Energy LP.
Pembelinya adalah Murray Energy, salah satu perusahaan tambang swasta terbesar yang dikendalilan oleh Robert Murray.
Dikutip dari laman Forbes, Selasa 17 Maret 2015, satu dekade yang lalu, batubara merupaka sumber bahan bakar yang setengahnya digunakan untuk pembangkit listrik di AS. Namun, kini semua telah berubah.
Perusahaan konsultan WoodMackenzie dalam sebuah laporan menyebutkan saat ini 17 persen produksi batubara AS sudah tidak ekonomis.
Namun, dalam kondisi seperti itu, miliarder Cline dan Murray bertekad untuk menjadi salah satu pemilik perusahaan batubara yang terakhir berdiri. Apapun kondisinya, mereka akan mempertahankan perusahaan.
"Penggabungan perusahaan batubara bisa membuat perusahaan menjadi aman, efisien, menurunkan biaya operasi pertambangan. Kami tetap berpikir akan menjalankan usaha ini, bersama-sama kami akan melakukan yang terbaik. Ini semua sebagai upaya memberikan biaya listrik yang murah bagi pabrik, sekolah, rumah sakit, dan rumah-rumah," kata Cline dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan gabungan tambang batubara tersebut saat ini diperkirakan memiliki cadangan batubara sebesar 9 miliar ton batubara.
Bagi Murray, merger perusahaan tersebut memberikan keuntungan, karena saat ini istri dan anak-anaknya memiliki saham di perusahaannya. Pendapatan perusahaan pada tahun lalu mencapai US$3,6 miliar.
Bagaimana dengan Cline? miliarder ini memang muncul di tengah lesunya bisnis batubara. Cline dibesarkan di Virginia Barat.
Dia dibesarkan di sebuah rumah yang rusak karena orang tuanya miskin. Suatu hari atap rumahnya lapuk dan runtuh. Dari sini lah yang menginspirasinya bagaimana membuat atap tambang yang kokoh.
Tak mudah menjadi pengusaha batubara, karena Cline harus berhadapan dengan suku asli Amerika untuk mendapatkan persetujuan untuk membangun tambang batubara. (ren)
Baca juga:
10 Orang Terkaya di Indonesia Pada Tahun 2016
Ada beberapa nama yang masih bertahan.
