- iStock
Keputusan politik pemerintah itu ditunjukkan dengan APBN 2015 yang mengalokasikan US$23 miliar, yang diambil dari dana subsidi minyak, untuk pembangunan infrastruktur transportasi dan energi.
Rencana pembangunan infrastruktur transportasi 2015–2019 yang dicanangkan pemerintah memang sangat ambisius. Banyak hal tak dapat hanya dilaksanakan oleh pemerintah sendirian, melainkan harus bekerja sama dengan perusahaan asing, dalam skema public prívate partnership (PPP) maupun skema lainnya.
Melihat tantangan dari kebijakan baru ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Madrid, Spanyol menggandeng tiga institusi, yaitu Kementerian Luar Negeri Spanyol, Kementerian Ekonomi Spanyol, dan sejumlah pemimpin perusahaan Spanyol, menyelenggarakan Forum Investasi Infrastruktur bertema La infrastructura como platforma de despugue: Parte de la Conectividad de ASEAN (Infrastruktur sebagai Landasan: Bagian dari Konektivitas ASEAN) di Hotel InterContinental Madrid, 16 Maret.
Dalam program kali ini yang diundang dan hadir ada 60 perusahaan Spanyol diwakili oleh CEO mereka atau direktur kerjasama internasional. Perusahaan perusahaan besar ini yang diharapkan masuk ke Indonesia sebagai investor atau operator.
Saat ini, Spanyol tengah dilanda krisis ekonomi. Pertumbuhan ekonomi (PDB) tahun 2014 tercatat 1,2 persen, diharapkan akan mengalami perbaikan hingga 1,8 persen. Pemulihan ekonomi Spanyol masih terhalang oleh utang swasta dan tingkat pengangguran 2014 yang tinggi yaitu sebesar 23,7 persen ( 5,4 juta orang)
Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol Yuli Mumpuni Widarso tetap yakin, Indonesia dapat mengadakan kerja sama dengan Spanyol. "Yang mengalami krisis adalah negaranya, namun perusahaan swasta Spanyol, apalagi yang beroperasi di luar negeri tidak mengalami krisis" katanya kepada VIVA.co.id di Madrid
Dalam sambutannya dalam forum tersebut Duta Besar Yuli Mumpuni Widarso mengajak kalangan pengusaha Spanyol untuk masuk ke pasarIndonesia. Spanyol yang perekonomiannya mulai pulih dapat menaikkan peringkatnya, dari urusan ke-32 dalam jumlah investasinya di Indonesia ke peringkat yang lebih tinggi. Untuk itu, Pemerintah Spanyol dalam tahun ini dapat mengirimkan delegasi pejabat tinggi dan bisnis ke Indonesia.
Tahun lalu Pemerintah Spanyol tetap mengalokasikan investasi luar negeri sebesar 50 persen dari total GDP senilai US$500 juta.
Maria Aparici Gonzales, pejabat Kementerian Perekonomian Spanyol mengiyakan hal itu. Ia memaparkan bahwa Spanyol unggul dalam bidang energi, transportasi, infrastruktur, dan pengolahan air. “Ini merupakan kesempatan yang baik bagi para pengusaha Spanyol untuk bertemu dengan pihak Indoesia," katanya.
Dari Indonesia, hadir dalam forum ini Kementerian Perhubungan, PT. Kereta Api, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal, PT Angkasa Pura I dan II, PT Pelabuhan Indonesia, PT PELNI, dan PT Wijaya Karya.
Forum ini diakhiri dengan pertemuan tatap muka antara perusahanaan BUMN Indonesia dan berbagai perusahaan Spanyol. Menurut pengamatan VIVA.co.id, hari itu setiap perusahaan BUMN setidaknya menerima 6-8 perusahaan Spanyol yang tertarik berinvestasi di Indonesia.