Jejak Pan Brothers, dari Bangkrut hingga Go International

Ludijanto Setijo, President Director Pan Brothers
Sumber :
  • Forbes

VIVA.co.id - Ludijanto Setijo, President Director Pan Brothers, mengungkapkan pengalamannya yang tak pernah bisa lupa saat pertama kali menjabat sebagai Direktur di perusahaan itu di usia 26 tahun.

Hari pertama masuk kerja, dia langsung disambut oleh sekelompok pekerja pabrik yang marah. Para pekerja menginginkan beberapa jaminan.

Dikutip pada laman Forbes, Kamis 16 April 2015, didirikan pada 1980, perusahaan garmen itu mengalami kebangkrutan, pendiri kemudian memutuskan untuk menjual perusahaan.

Lima Hobi Ini Hanya Bisa Dilakukan oleh Orang Kaya

Jadi, saat investor baru bertandang ke perusahaan pada 1997 dengan manajemen baru, maka tak salah jika para pekerja kemudian ingin jaminan keberlangsungan mereka.

"Saat itu saya tidak bisa menjanjikan mereka apa-apa, tetapi mereka bisa menghubungi saya kapan saja mereka mau, saya membagi nomor telepon saya," ujar Setijo.

Manajemen baru mengakuisisi perusahaan garmen itu selama krisis keuangan pada 1997, yang ternyata diakui Setijo, memiliki keberkahan yang tersembunyi.

Skema restrukturisasi diperlukan perusahaan untuk mengkonversi utang US$11 juta ke dalam mata uang rupiah, padahal pendapatan Pan Brothers dalam kurs dolar Amerika Serikat.

Inilah yang menimbulkan keuntungan bagi perseroan, karena selama krisis, rupiah anjlok dari sebelumnya Rp2 ribu per dolar AS menjadi Rp15 ribu per dolar AS.

Kini, bisnis Pan Brothers berkembang pesat dan menjadi produsen garmen dengan pejualan terbesar di Indonesia.

Pan Brothers juga memiliki jejak internasional, yang melayani merek dagang, seperti Adidas, H&M, dan Uniqlo.

Sejak 2010 hingga kini, pendapatan Pan Brothers terus tumbuh dengan rata-rata 10 persen. Pada 2013, pendapatan Pan Brothers US$349 juta dan ditargetkan mencapai US$1 miliar pada 2018.

Pan Brothers berhasil bangkit dari keterpurukan karena dikelola oleh pihak yang sudah berpengalaman.

Setijo mencontoh sang ayah, Bambang Setijo, yang telah berkecimpung di bisnis tekstil sejak 1961.

Investor lainnya adalah Keris Group, yang didirikan oleh taipan Kasom Tjokrosaputro pada 1920, yang diwakili oleh cucunya, Anne Patricia Sutanto. Anne duduk di eksekutif Pan Brothers.

Pemegang saham lainnya adalah Ganda Sitorus, saudara laki-laki dari miliarder Martua Sitorus, pendiri Wilmar, tetapi lebih memilih menjadi investor diam.

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Orang-orang Kaya Sedunia Lagi 'Ketakutan' Saat Ini
Peter Sondakh

10 Orang Terkaya di Indonesia Pada Tahun 2016

Ada beberapa nama yang masih bertahan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016