- VIVA/Fajar GM
Direktur Utama PT. Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan bahwa rencana itu telah disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Dwi mengatakan bahwa Ahok, sapaan akrab Basuki, menyambut baik dan sangat mendukung rencana itu.
"Beliau akan memberikan support berupa kemudahan perizinan, pembebasan tanah karena ada beberapa lahan yang kepemilikannya ganda," ujar Dwi di Balai Kota DKI Jakarta, 22 Mei 2015.
Sementara itu, Ahok mengatakan, DKI mendukung rencana itu sebagai landasan untuk melaksanakan kebijakan selanjutnya DKI di bidang transportasi, yakni mengganti jenis bahan bakar seluruh kendaraan umum di Jakarta menjadi berbasis gas.
Kebijakan itu telah dilaksanakan mulai tahun 2005 dengan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2005 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Usai dilaksanakannya Perda tersebut, DKI secara bertahap mengkonversi jenis bahan bakar moda transportasi bajaj yang sebelumnya memakai BBM menjadi BBG.
"Kita mau ganti bahan bakar semua kendaraan umum di DKI dengan gas," ujar Ahok.
Selama ini, Ahok mengatakan, para pengusaha bajaj gas di DKI kerap merugi akibat sedikitnya lokasi pengisian BBG untuk bajaj-bajaj mereka.
"Kalau dia musti ngisinya di tempat yang jauh dari tempatnya beroperasi, dia pasti akan rugi," ujar Ahok.
Dengan beroperasinya 22 SPBG, Ahok mengharapkan akan semakin banyak pengusaha bajaj yang mau mengkonversikan bahan bakar armadanya menjadi BBG. Untuk semakin mendukung rencana ini, Ahok juga mengizinkan Pertamina untuk menempatkan MRU atau Mobile Refill Unit di taman-taman yang dimiliki DKI.
"Kita kasih kesempatan biar mereka (supir bajaj berbahan bakar gas) lebih gampang lagi buat isi BBG," ujar Ahok.